Partai Buruh Federal Australia mengecam beredarnya selebaran yang bernada "rasis" yang ditujukan kepada anggota parlemen Australia Anne Aly di daerah pemilihannya di Cowan, Australia Barat. Selebaran rasis terhadap Anne Aly:Selebaran tersebut tidak resmi, tidak memiliki tanda pengenal, dan sejauh ini, tidak ada kelompok atau partai politik yang mengklaimnyaPartai Buruh akan melaporkan selebaran itu ke Komisi PemilihanPartai Koalisi incar kursi di dapil Cowan yang saat ini dikuasai Partai Buruh, sementara empat kursi lainnya di Australia Barat (WA) yang dikuasai Partai Liberal juga dianggap rentan
BACA JUGA: Dua Kapal Tanker Saudi Diserang, Ekonomi Global Disebut Bisa Terganggu
Selebaran tersebut itu menyebut sosok Anne Aly dengan nama bawaannya dari Mesir yakni Azza Mahmoud Fawzi Hosseini Ali el Serougi, dia pernah mendukung Partai Hijau, dipilih untuk melemahkan perbatasan Australia serta "mendukung pelarangan kritik terhadap Islam - sama seperti Arab Saudi".
Materi dalam selebaran itu tidak resmi, tidak mencantumkan identitas, dan sejauh ini, tidak ada kelompok atau partai politik yang mengklaimnya.
BACA JUGA: Beratnya Hidup Dengan Hanya Rp 7,5 Juta Per Dua Minggu di Australia
Photo: Selebaran pemilu yang menyerang Anne Aly. (Supplied)
Partai Buruh mengatakan seorang anggota masyarakat melaporkan selebaran tersebut setelah beredar di daerah pemilihan Cowan di pinggiran utara Perth.
BACA JUGA: Masuknya Papua ke NKRI Digugat ke MK Meski Jokowi Sudah Berkali-kali ke Sana
Juru bicara kampanye pemilu federal Partai Buruh di Australia Barat (WA), Madeleine King mengatakan, selebaran itu "rasis" dan "menyerang pribadi".
"Selebaran ini sudah jelas rasis, dan karenanya perlu dikecam sekuat mungkin," kata King.
"Apa yang mereka lakukan adalah mencoba menghubungkan Anne Aly dengan pandangan garis keras tertentu yang benar-benar tidak memiliki tempat dalam kampanye pemilihan atau kapan pun di Australia.
"Selebaran itu menjadi rasis dan menyerang pribadi dan itu terjadi ketika orang-orang menjadi putus asa ... dan orang-orang derajat kemanusiaan terendah cenderung menggunakan cara-cara seperti ini dengan menyudutkan kami mengunakan isu rasis dan selebaran berisi informasi yang salah serta menebar ketakutan di masyarakat." Photo: Selebaran pemilu menuduh Anne Aly mengusulkan "undang-undang penistaan agama seperti Arab Saudi". (Supplied)
Dr Anne Aly adalah wanita Muslim pertama yang terpilih menjadi anggota Parlemen di Australia Barat, dilaporkan sempat menjadi kandidat Senat untuk partai Hijau di WA pada tahun 2007 tetapi mundur sebelum hari pemungutan suara.
Madeline King mengatakan selebaran itu penuh tuduhan palsu.
"Partai Kami memiliki posisi yang persis sama dengan Pemerintah dalam hal keamanan perbatasan dan undang-undang diskriminasi rasial bagi kami sangat penting di negara ini," kata King.
"Sangat menyedihkan dan sangat melemahkan mengetahui materi seperti ini keluar lagi dalam kampanye pemilihan".
"Kami telah melihat hal serupa sebelumnya ketika mereka mencoba menghubungkan identitas etnis atau silsilah keturunan keluarga seseorang dengan cara negatif agar citranya buruk - seolah-olah Anda tidak boleh memilih seseorang yang memiliki keturunan keluarga yang berbeda dengan Anda."
Dia mengatakan akan melaporkan selebaran ini ke Komisi Pemilihan Australia.
"Saya tidak tahu berapa banyak selebaran ini yang beredar, tetapi kami mendorong siapa saja yang menerima selebaran ini untuk membuangnya ke tempat sampah," kata Madelene King. Photo: Anggota DPR dari Partai Buruh Anne Aly berkampanye di dapilnya di Cowan, Australia Barat, 17 April 2019. (ABC News: Nick Haggarty)
Anne Ally akan kembali bertarung mempertahankan kursinya pada pemilu federal pada Sabtu 18 Mei mendatang.
Dapil Ally termasuk kursi marjinal, dimana pada pemilu terakhir caleg pemenang mendapat kurang dari 56 persen suara, dan Partai Liberal sangat mengincar ini.
Partai Buruh mendapat kemenangan cukup telak pada pemilu negara bagian tahun 2017.
Baca artikel dalam bahasa Inggris di sini.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Zahrotur Riyad, Dokter Gigi yang Gigih Mengatasi Kehamilan Remaja di Pulau Kecil