Anggota DPR yang Sebut Polri Cawe-cawe di Pilkada 2024 Diberi Teguran

Rabu, 04 Desember 2024 – 00:00 WIB
Sidang kode etik Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR RI terhadap anggota Komisi I DPR RI Yulius Setiarto di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (3/12/2024). ANTARA/Melalusa Susthira K

jpnn.com, JAKARTA - Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR memberikan sanksi teguran tertulis kepada anggota Komisi I DPR RI Yulius Setiarto yang diputuskan terbukti melanggar kode etik terkait unggahan konten video di akun media sosial TikTok mengenai dugaan cawe-cawe Polri dalam Pilkada 2024.

"Terbukti melanggar kode etik dan diberikan sanksi teguran tertulis," kata Ketua MKD DPR RI Nazaruddin Dek Gam membacakan putusan sidang etik MKD DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa.

BACA JUGA: Mendagri Tito Keberatan dengan Usulan Polri di Bawah Kemendagri

Dia mengatakan bahwa keputusan tersebut bersifat final dan mengikat sejak tanggal dibacakan.

Sebelum putusan dibacakan, para anggota dan pimpinan MKD melayangkan pertanyaan kepada Yulius terkait unggahan video berisi narasi keterlibatan aparat Polri dalam menggalang dukungan untuk memenangkan calon tertentu pada Pilkada 2024 yang diistilahkan dengan partai cokelat atau "Parcok".

BACA JUGA: Menjelang Nataru, Jasa Raharja & Korlantas Polri Survei Rekayasa Lalin di Jateng

Anggota MKD DPR RI Habiburokhman lantas mencecar soal sumber bukti dari peran polisi memanggil kepala desa, menyebar sembako, hingga menggunakan infrastuktur sebagai bentuk keterlibatan pada Pilkada 2024, sebagaimana narasi yang disebutkan dalam konten video Yulius.

Yulius lantas meresponsnya dengan menjelaskan bahwa pernyataan yang dilontarkan dalam video tersebut merupakan parafrase yang dilakukannya atas paparan Bocor Alus Politik Tempo.

BACA JUGA: Irwasum & Kompolnas Bahas Kerja Sama & Penguatan Pengawasan Internal Polri

"Tadi sudah saya sampaikan itu adalah apa yang ada dalam konten Bocor Alus Tempo, jadi saya melakukan parafrase karena tayangan Bocor Alus Tempo itu panjang, jadi saya perpendek. Jadi, yang merupakan konten saya adalah permohonan klarifikasi kepada Kapolri," kata Yulius.

Untuk itu, dia pun menepis bahwa narasi yang dilontarkan dalam video tersebut merupakan bentuk fitnah ataupun tuduhan atas intervensi Polri terhadap Pilkada 2024.

"Yang saya sampaikan adalah intisari dari tayangan Bocor Alus Tempo pada 9 November 2024," ucapnya.

Dalam video yang ditayangkan ulang dalam sidang itu, tampak menampilkan Yulius memberikan tanggapan atas temuan Bocor Alus Politik yang dirilis Tempo mengenai dugaan keterlibatan aparat polisi pada Pilkada 2024.

"Polisi secara aktif menggalang dukungan untuk memenangkan calon-calon yang didukung oleh Mulyono," tutur Yulius dalam unggahan videonya tersebut.

Pada Selasa ini, MKD DPR RI menggelar sidang terhadap tiga anggota DPR RI, mereka adalah anggota Komisi X DPR RI Nuroji, anggota Komisi I DPR RI Yulius Setiarto, dan anggota Komisi V DPR RI Haryanto. (antara/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Soroti Pengawasan Senpi di Polri, Direktur IPIC: Jangan Cuma Formalitas


Redaktur & Reporter : Elfany Kurniawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
MKD   DPR   Yulius Setiarto   Polri   cawe-cawe  

Terpopuler