Anggota TNI AD Diduga Hajar Istri, Wartawan Dibentak di Denpom

Rabu, 01 Juli 2015 – 00:33 WIB
Ilustrasi

jpnn.com - MATARAM - Sinta, 35 tahun melaporkan suaminya atas kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) yang dilakukan suaminya, Sertu MS yang merupakan anggota TNI AD ke Denpom AD Mataram. Atas penganiayaan tersebut, Sinta mengalami luka memar di wajahnya.  

Namun sayangnya awak media mendapatkan perlakuan yang kurang mengenakkan dari Komandan Denpom Angkatan Darat Mayor Sony saat hendak mengkonfirmasi laporan tersebut. Sony dengan mengusir wartawan saat mendatangi Denpom untuk melakukan peliputan.

BACA JUGA: Ancam Perkosa Putri Korban, Tiga Rampok Bersenpi Berhasil Gondol Harta Korban

Berdasarkan informasi yang dihimpun, Sinta sudah lama menerima kekerasan dari suaminya. Namun korban hanya diam dan enggan melaporkan perbuatan suaminya. Akhirnya kekerasan yang dia dapatkan tiada henti akhirnya memuncak. kabarnya, korban dianiaya hingga jatuh tersungkur.

Tidak tahan dengan perbuatan suaminya, korban lantas melaporkannya ke Denpom AD. Ditemani beberapa orang keluarganya, korban turun dengan wajah lebam dan berjalan menuju petugas piket. Beberapa wartawan pun mengambil gambarnya.

BACA JUGA: Ternyata Begini Cara Bekas Pegawai Bank Sikat Rp 29 Miliar Dana Nasabah

Namun ketika wartawan hendak mengambil gambar korban yang sedang ditanyai petugas piket, terdengar suara tidak ramah dari kejauhan. Terlihat sosok dengan wajah garang memanggil tiga orang wartawan. “Kalian bertiga, kesini!” perintahnya sambil meletakkan tangannya di pinggang. 

Ia kemudian membentak sejumlah wartawan. “Siapa yang izinkan kalian ambil foto, ada izin tidak kalian masuk sini?” tandasnya sambil menunjuk-nunjuk wartawan.

BACA JUGA: Ditinggal Salat, Laptop dan Duit Lenyap

Sebelumnya, wartawan sempat menjelaskan sudah meminta izin pada petugas piket. Namun ia merasa tidak cukup untuk memasuki tempat yang disebutnya wilayah kekuasaannya tersebut. “Saya yang berhak keluarkan izin, bukan petugas piket,” bentaknya.

Selama 15 menit ia mengeluarkan hardikannya. “Kita tetap pakai azas praduga tak bersalah, kalo ini kalian tulis menghakimi namanya. Kalau saya,masuk rumahmu tanpa surat gimana?” cetusnya sambil menunjuk wartawan. 

Sementara itu, wartawan yang menerima perlakuan tidak humanis tersebut berusaha mengkonfirmasi Komandan Korem (Danrem) NTB Kolonel Lalu Rudy Irham Srigede. Namun Danrem yang kini sedang berada di luar daerah belum memberi komentar terkait sikap bawahannya tersebut. (cr-van/r8)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Alamak...Dibekuk Saat Sahur, Begal Hendak


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler