Victoria telah mencatat rekor baru dalam peningkatan jumlah penularan virus corona, menjadi yang tertinggi sejak pandemi dimulai di negara bagian yang beribukota Melbourne tersebut.

Ada 428 kasus baru di Victoria dalam 24 jam terakhir dengan kematian tiga orang, sampai Jumat siang (17/07).

BACA JUGA: Misteri Mobil Pelat COVID19 di Australia, Sudah Parkir Sebelum Pandemi Ada

Hal ini disampaikan dalam laporan harian perkembangan pandemi virus corona yang disampaikan pemimpin negara bagian Victoria, Premier Daniel Andrews.

Dalam laporannya ia mengatakan seorang pria berusia 70-an, seorang pria berusia 80-an dan seorang perempuan berusia 80-an meninggal karena virus corona semalam, sehingga jumlah total kematian di Victoria menjadi 32 orang.

BACA JUGA: Penanganan Covid-19 di Kabupaten Batang Diapresiasi

'Lockdown' Melbourne babak kedua: Pasang surut bisnis warga Indonesia di Melbourne saat 'lockdown' kedua diberlakukan Warga Melbourne disarankan menggunakan masker bila keluar rumah dan jika tak bisa jaga jarak Muslim di Melbourne: naiknya penularan COVID-19 tidak ada kaitannya dengan agama

 

Salah satu orang yang meninggal terkait dengan wabah di panti werdha Menarock Life di Essendon.

BACA JUGA: Pasien Positif Covid-19 di DIY Bertambah

Kepala Otoritas Kesehatan Victoria, Brett Sutton mengatakan tingginya jumlah kasus baru ini menjadi sebuah "tragedi".

"Kami belum berbelok juga dari angka yang terus naik ini. Lebih buruk dari itu ... akan ada banyak dari 428 orang yang akan memerlukan rawat inap ini," katanya.

"Tragisnya akan ada beberapa yang memerlukan dukungan perawatan intensif dan sejumlah orang akan mati, setiap kali kita memiliki hari seperti hari ini, itulah masalahnya."

Dari kasus-kasus baru yang dilaporkan hari Jumat, 57 orang di antaranya terkait dengan penularan yang diketahui, satu dari karantina hotel, sementara 370 penularan masih diselidiki. Kabar warga Indonesia di Victoria
Ada banyak warga Indonesia yang tinggal di kawasan 'hostpot' penularan virus corona di Australia.

  Desakan pakai masker bagi warga pedalaman

Premier Daniel mengatakan pemerintahannya akan membuat tempat tes corona di beberapa kawasan pedalaman Victoria, mesk hanya ada sekitar lima kasus baru di luar metropolitan Melbourne.

"Namun hal-hal ini dapat berubah dengan cepat dan itulah sebabnya sangat penting memiliki tempat pengetesan tambahan dan memperluas pengetesan," katanya.

Premier Daniel meminta semua warga di pedalaman Victoria untuk mengenakan masker jika mereka tidak bisa menjaga jarak aman satu sama lain.

"Ini dapat membuat perbedaan yang sangat besar dalam menghentikan penyebaran virus, serta menekan angka penularan di Victoria," katanya. Photo: Warga di kawasan pedalaman Victoria telah diminta menggunakan masker jika tidak bisa menjaga jarak antara individu. (AP: Alvaro Barrientos)

 

Menteri Kesehatan Victoria, Jenny Mikakos mengatakan pihak otoritas terus mengawasi dengan ketat situasi di wilayah regional atau pedalaman Victoria.

"Kami berjuang untuk hidup. Saya ingin menegaskan warga Victoria perlunya waspada dan membatasi pergerakan," katanya. Sumber penularan terbesar

Profesor Sutton mengatakan "tidak ada jaminan" jumlah penularan akan stabil dalam beberapa hari, tapi menurutnya angka tinggi hari ini mewakili perilaku dan pergerakan orang setidaknya 10 hari yang lalu.

Beberapa penularan virus corona yang terbesar di Victoria termasuk: 160 kasus terkait dengan Al-Taqwa College 51 kasus yang terkait dengan Somerville Retail Services di Tottenham 38 kasus yang terkait dengan panti werdha Menarock Life di Essendon 36 kasus yang terkait dengan Estia Health di Ardeer 32 kasus yang terkait dengan RPH JBS di Brooklyn Photo: Sekolah swasta Al Taqwa College di Truganina menjadi salah satu klaster penyebaran COVID-19 terbesar di Australia setelah 160 kasus ditemukan di sini. (ABC News: Gemma Hall)

  Aturan diperketat di New South Wales

Sementara itu di New South Wales dengan ibukota Sydney, Premier Gladys Berejiklian mengumumkan aturan pembatasan terkait COVID-19 yang sebelumnya hanya berlaku untuk pub, akan diterapkan juga di restoran, bar, kafe, dan klub.

Aturan akan berlaku mulai tanggal 24 Juli, termasuk membatasi jumlah 'booking' hingga maksimal 10 orang.

Sementara itu, tamu pernikahan dan acara-acara besar juga akan dibatasi hingga 150 orang, selain harus menaati aturan jarak minimal empat meter persegi antar orang.

Pemakaman dan tempat ibadah hanya boleh dihadiri 100 orang. Photo: New South Wales dengan ibukota Sydney akan kembali memperketat sejumlah peraturan pembatasan kerumunan dan kegiatan. (AAP: Steven Saphore)

 

Ketua petugas medis NSW, Kerry Chant mengatakan telah mendeteksi delapan kasus baru semalam, dua di antaranya dari luar negeri dan sedang dikarantina, sementara enam lainnya adalah penularan di komunitas.

Terdapat lima kasus tambahan yang dilaporkan antara pukul 8-9 pagi hari ini, tiga di antaranya berhubungan dengan klaster Crossroads Hotel.

Dr Kerry mengatakan hingga kini sudah ada empat rantai penularan yang bersumber dari hotel tersebut.

Premier Gladys memuji petugas kesehatan yang sudah berhasil menghubungi 6.000 orang terkait penularan di Crossroads Hotel, serta 3.000 orang di barat daya Sydney yang melakukan tes minggu ini.

Sebanyak 24.500 tes sudah dilakukan di NSW sejauh ini. Photo: Ancaman tiga tahun bagi mereka yang mencoba menyebrang ke Kawasan Australia Utara namun tidak jujur dalam memberikan riwayat perjalanan. (ABC News: Daniel Fermer)

  Ancaman penjara tiga tahun

Sebanyak 915 orang menyebrangi perbatasan Kawasan Australia Utara, yang sudah dibuka kembali Jumat pekan lalu, menurut keterangan Jamie Chalker, Komisaris Polisi Australia Utara.

Dari angka tersebut, 11 di antaranya berasal dari negara bagian Victoria dan Sydney, yang kini sedang diisolasi dan dijaga ketat oleh polisi.

Kawasan Australia Utara telah membuka kembali perbatasannya setelah empat bulan tutup.

Mereka mewajibkan pendatang dari daerah yang termasuk kategori 'hotspots' virus corona untuk melakukan karantina di fasilitas karantina Howard Springs.

Pemerintah Kawasan Australia Utara telah mendesak orang-orang dari Victoria dan Sydney yang berencana pergi ke Kawasan Australia Utara untuk tidak melakukannya.

Bila tetap ingin datang, mereka harus mengeluarkan biaya sebesar AU$2.500 untuk membayar fasilitas karantina selama 14 hari.

Komisaris Jamie mengatakan bila orang-orang yang menyebrangi perbatasan tidak memberikan riwayat perjalanan dengan jujur, mereka berpotensi untuk dipenjara selama tiga tahun.

Simak berita lainnya di ABC Indonesia.

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tingkat Kesembuhan Pasien Covid-19 di Depok Mencapai 78,79 Persen

Berita Terkait