jpnn.com - SERANG - Angkutan kota (angkot) jurusan Pakupatan-Cikande yang mengangkut belasan buruh mengalami kecelakaan di Jalan Tol Tangerang-Merak KM 63, tepatnya di Kampung Cibetik, Desa Walantaka, Kecamatan Walantaka, Kota Serang, Selasa (11/2) pagi.
Kecelakaan maut ini diduga terjadi lantaran angkot yang mengangkut buruh PT Nikomas dan PT Poong Wan itu kelebihan kapasitas hingga mengakibatkan ban belakang pecah.
BACA JUGA: Dari 411 Honorer K2, yang Lulus CPNS 116
Saat itu, angkot bernomor polisi A 1946 FH yang mengangkut 17 buruh itu terguling dua kali hingga menabrak besi pembatas jalan (guadril).
Empat buruh tewas seketika, lima korban mengalami luka berat, delapan mengalami luka ringan. Sedang sang sopir mengalami luka ringgan dan hingga semalam masih menjalani pemeriksaan di Polda Banten.
BACA JUGA: Warga Dua Kecamatan Terancam Luapan Waduk
Korban tewas adalah Maesaroh warga Cipocok Jaya; Muslihah (35) warga Sempu Gudang, Kota Serang; Muslihah (39), warga Karundang Lor; dan Mistriyani (28) warga Karundang, Kota Serang. Sedang korban yang mengalami luka ringan dan luka berat beberapa di antaranya dirawat di RS Sari Asih.
Kecelakaan tunggal ini terjadi sekira pukul 05.10 WIB. Angkot yang dikemudikan Karna (25), warga Rancasumur Rt 02/03, Desa Sindangsari, Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Serang, itu melaju dari arah Serang menuju Tangerang.
BACA JUGA: Hotel Berbintang Belum Kantongi Izin Minol
“Setelah kami pelajari di TKP, kendaraan melaju di lajur II dengan kecepatan di atas rata-rata. Pecah ban kanan belakang. Lalu terbalik ke lajur I lanjut ke bahu jalan, pantatnya menabrak gadril,” kata Kanit II PJR Pintu Tol Serang Timur Mabes Polri Ajun Komisaris Polisi (AKP) Wahyu, kemarin.
Wahyu menduga kecelakaan disebabkan mobil over kapasitas dan berkecepatan tinggi. “Penumpang semua perempuan, bekerja sebagai karyawan Nikomas dan Poong Wan. Mungkin karena kecepatan tinggi, muatannya banyak, putarannya cepat menyebabkan ban panas dan akhirnya pecah," kata Wahyu.
Korban selamat, Rosnawati, membantah bila dikatakan kendaraan yang ditumpanginya berkecapatan tinggi. ”Enggak ugal-ugalan dan enggak terlalu kencang. Terus saat di lokasi, ya meletus ban itu. Banyak sih (penumpang-red) yang trauma, karena mobilnya terbalik dua kali, terus miring posisinya,” kata Rosna saat ditemui di RS Sari Asih.
Korban lainnya, Retno, mengaku tidak ingat betul kejadiannya. "Yang di dalam mobil udah pada pingsan," singkatnya.
Sedang Latif, adik kandung Muslihah (korban meninggal), mengaku mendapat informasi bahwa angkot yang ditumpangi kakak kandungnya itu dalam kondisi tidak dirawat dan melebihi kapasitas.
"Setahu saya, muatannya di luar kapasitas, mobilnya tidak terawat, dan bannya koplak gundul. Terlalu dipaksakan,” kata Latif yang ditemui di RSUD Serang.
Keluarga, lanjut Latif, mengaku saat ini hanya fokus pada prosesi pemakaman korban. Dia berharap pemilik angkot yang tidak laik jalan tersebut ditindak. “Namanya angkutan umum, ya harus ditertibkan. Mobil itu layak jalan apa enggak. Kalau itu memang enggak layak jalan, udah cut (tindak-red) aja, ditilang, dikurungin (angkot-red),” cetus Latif
Sementara itu, petugas PJR Pintu Tol Serang Timur dari Mabes Polri, Aiptu Paimin, mengatakan, kasus ini telah ditangani Direktorat lalu lintas (Ditlantas) Polda Banten. “Sudah diserahkan ke Polda Banten. Sopirnya sekarang masih diperiksa,” kata Paimin.
Kasi Laka Ditlantas Polda Banten Kompol Setia Sikumbang membenarkan pihaknya sedang menangani kasus kecelakaan ini. “Perkembangan kasus sedang dilidik,” katanya singkat.
Angkot berjenis minibus Suzuki APV itu kini diamankan di pintu Tol Ciujung. Bagian belakang angkot terlihat ringsek, kaca-kacanya pecah, dan ban belakang sebelah kanannya pecah. Di bagian dalam angkot, bangku-bangku terlihat berantakan.
Bercak darah korban kecelakaan tampak mengering, beberapa helai rambut menempel di badan angkot. Bau anyir terasa menyengat dari bagian dalam kendaraan.
Surya Permana, staf keamanan pintu Tol Ciujung, mengatakan, angkot nahas dievakusi dari dalam tol sekira pukul 7.00 pagi. Saat itu, ia baru tiba di kantor dan melihat kendaraan tersebut diderek masuk lokasi tempat penyimpanan kendaraan yang mengalami kecelakaan di area pintu tol.
Surya mengaku sering melihat angkot keluar dari pintu tol Ciujung setiap pagi. “Setiap hari, kalau keluar pintu biasanya sering ngebut,” ungkapnya. (nda-tur/del/ags)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Yakin Tahun Ini Kuota CPNS Ditambah
Redaktur : Tim Redaksi