Angkut Murid TK/PAUD, Perahu Karam

Senin, 24 April 2017 – 09:14 WIB
Police Line

jpnn.com, KAPUAS HULU - Pencarian korban karamnya perahu panjang (longboat) yang ditumpangi 35 murid TK/PAUD dari Desa Nanga Lungu, Kapuas Hulu, akhirnya membuahkan hasil.

Hingga Minggu (23/4) pukul 16.30, tim gabungan yang terdiri atas tim SAR Sintang, polsek, dan Koramil Silat Hulu bersama masyarakat Nanga Lungu dan Nanga Ngeri telah menemukan lima di antara enam korban hilang.

BACA JUGA: Siswi Kelas III SD Tenggelam di Telaga

Sekretaris Desa Nanga Ngeri Zainal menyatakan bahwa warga mengerahkan puluhan perahu untuk mencari korban tenggelam.

Atas kerja keras semua pihak, Minggu pagi (sekitar pukul 05.00) ditemukan korban atas nama Paska, 5.

BACA JUGA: Guru Ingin Selamatkan Siswa, Ternyata Ikut Tenggelam

Posisinya 200 meter dari sampan yang tenggelam.

"Jenazah Paska ditemukan tidak jauh dari korban Rendi yang ditemukan sebelumnya," ucap Zainal.

BACA JUGA: Innalillahi! Selamat Jalan, Habibi....

Demikian pula tiga korban lainnya, yakni Yuliana, 45; Desti Anjani, 5; dan Ratnawati, 40.

Mereka ditemukan 500-600 meter dari penemuan korban pertama.

Penemuan jenazah Paska dan ibunya, Yuliana, hanya berselisih enam jam, yakni pada pukul 05.00 dan 11.00.

Menurut Zainal, pencarian korban yang dilakukan masyarakat Desa Nanga Lungu dan Nanga Ngeri sudah sangat maksimal.

Mereka tidak mengenal lelah. Pencarian itu juga dibantu tim dari kecamatan lain.

Tim BPBD dan Basarnas Sintang, Basarnas Pontianak, Satpol PP Kapuas Hulu, TNI, dan Polri juga terus melakukan pencarian.
"Warga dari desa tetangga juga turut membantu," ujarnya.

Zainal menjelaskan, pencarian korban dilakukan dengan cara menyelam ke dalam sungai.

Saat ditemukan, para korban tersangkut pada bongkahan kayu di dasar sungai.

"Satu korban belum ditemukan. Atas nama Indriani, 5. Mudah-mudahan dapat segera ditemukan," harapnya.

Setelah ditemukan, jenazah korban langsung dibawa ke Pustu Nanga Ngeri. Selanjutnya, jenazah dibawa ke rumah duka.

Bupati Kapuas Hulu A.M. Nasir yang mengetahui kabar tersebut juga memerintah jajarannya membantu mencari para korban.
"Saya sudah meminta satpol PP, Basarnas, dan dinas kesehatan turun ke lokasi," katanya.

Ambulans dari Semitau, Hulu Gurung, Silat Hilir, dan Hulu turun ke lokasi untuk mengevakuasi jenazah korban.

Peristiwa yang merenggut enam korban itu viral di Facebook dan media sosial lainnya.

Hingga Minggu sore, posting-an ucapan duka atas kejadian yang menimpa anak-anak TK yang akan mengikuti porseni tingkat PAUD se-Kecamatan Silat Hulu itu terus mengalir.

Selain menyampaikan dukacita dan rasa keprihatinan, tidak sedikit yang mengkritik pemerintah. Antonius Marten salah satunya.

Dia menulis kritik pedas pada laman akun Facebook-nya. Marten menuding tenggelamnya perahu panjang itu sebagai akibat kelalaian pemerintah.

Sebab, sampai saat ini akses dari desa di perhuluan Kecamatan Silat Hulu menuju ibu kota Kecamatan Silat Hulu belum layak untuk dilewati kendaraan.

Akibatnya, warga memilih jalur sungai. "Jalan belum layak dilewati kendaraan dan sangat berbahaya," tulisnya. (aan/c9/git/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Orang Tua Sibuk Urus Dagangan, Anak Tenggelam


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler