Hari Santri Nasional

Anies Baswedan: Ini Bukan Akhir dari Puncak Baru

Minggu, 22 Oktober 2017 – 15:30 WIB
Anies Baswedan (baju putih). Foto: Boy Muhamad/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, masyarakat Indonesia harus bersyukur bahwa di zaman dahulu para orang tua, santri dan ulama telah menghibahkan tenaga, pikiran, darah, air mata, bahkan nyawa mereka untuk republik ini.

“Saya rasa kini saatnya membuktikan kepada orang tua kita bahwa perjuangan mereka akan diteruskan di masa yang akan datang,” kata Anies saat pidato di penganugerahan Santri Of The Year dalam rangkaian Hari Santri Nasional yang digelar Islam Nusantara Center, Minggu (22/10) di Galeri Nasional Indonesia, di Jakarta.

BACA JUGA: Nasir: Jangan Khawatir, Santri Tetap Sukses di Negeri Ini

Anies menyambut baik gelaran Santri Of The Year 2017 ini. Apalagi, kriterianya cukup lengkap. Seperti inspiratif bidang seni budaya, dakwah, pendidikan, wirausaha, kepemimpinan dan pemerintahan dan lainnya. “(Kriteria) ini menggambarkan bahwa orang tua zaman dahulu turun langsung dalam perjuangan,” katanya.

Anies mencontohkan, ketika KH Hasyim Azhari membuat resolusi jihad menghadapi kekuatan kolonial Belanda yang mau kembali, maka para pejuang turun tangan langsung. Mereka tidak hanya menyerahkan kepada pemerintah saja untuk berperang melawan Belanda.

BACA JUGA: Hari Santri, PKS Gelar Lomba Baca Kitab Kuning

Tidak pula hanya menonton saja dan mendoakan supaya menang, kalau kalah dikritik dan memang dipuji. Kondisi ini berbeda dengan sekarang. Kalau sekarang, kata dia, seringkali ada masalah cuma diserahkan kepada pemerintah. Kemudian mempersilakan pemerintah berusaha dan jika menang dipuji, kalah dikritik. Lalu cuma diam dan menonton, nyoblos dan bayar pajak saja tapi tidak terlibat langsung.

“Tapi waktu itu tidak. Bahkan, kalau ditanya panggilan itu 22 Oktober, ini tidak ada SMS, belum ada WhatsApp Group, tapi menyebar kabar dan puluhan ribu orang terlibat menghalau kekuatan asing di Surabaya,” ungkap Anies.

BACA JUGA: Nusron Wahid: Santri Harus Masuk ke Instansi Strategis

Nah, Anies menambahkan, ini bukan saja sebagai sesuatu yang harus dilihat sebagai citra sejarah. Menurut Anies, ini merupakan panggilan bangsa untuk menghadapi berbagai tantangan di masa depan.

“Ketika teman-teman membuat award di berbagai bidang, ini membuktikan santri terus berperan, ya di (tahun) 45, di 2017 dan di masa yang akan datang,” katanya.

Anies mengingatkan bahwa sebelum republik ini ada, pondok-pondok pesantren itu sudah mendidik jutaan anak-anak Indonesia.

“Oleh karena itu sudah saatnya nanti kita sama-sama pastikan republik membayar balik kepada seluruh pondok pesantren yang ada di Indonesia,” kata mantan menteri pendidikan dan kebudayaan itu.

Anies berharap penghargaan Santri Of The Year itu tidak berhenti di sini. Dia berharap yang mendapatkan penghargaan juga tidak berhenti berkarya. “Ini bukan akhir dari puncak baru. Selalu harus ada puncak baru yang diraih,” katanya.

Dia berharap adanya Santri Of The Year itu membuat lebih banyak lagi santri-santri berkarya. Menurut Anies, jika melihat santri yang sudah banyak bekerja di segala bidang, menunjukkan bahwa mereka hasil didikan para alim ulama. “Insyaallah ini memberikan aliran pahala tanpa henti kepada mereka semua yang mendidik para santri di masa muda,” katanya.

Anies pun mengingatkan bahwa tantangan perubahan zaman begitu cepat. Karena itu, penyiapan santri ke depan bukan saja di aspek tantangan yang sudah dilewati. Sebab, esok hari tentu tantangan berubah. “Tanggung jawab kita membangun prestasi yang akan datang, untuk mengatasi persoalan 20-30 tahun ke depan,” pungkas Anies. (boy/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... PKB: Sudahlah, Mending Anies Kerja Saja yang Benar


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler