Nusron Wahid: Santri Harus Masuk ke Instansi Strategis

Sabtu, 21 Oktober 2017 – 13:26 WIB
Nusron Wahid saat menghadiri Hari Santri Nasional di Bekasi. Foto: source for JPNN.com

jpnn.com, BEKASI - Tokoh muda Nahdlatul Ulama (NU) Nusron Wahid mengajak kalangan santri mewarnai semua sektor dengan paham Islam yang rahmatan lil alamin.

Mantan Ketua Umum GP Ansor itu menilai peran santri sangat sentral dan strategis dalam upaya menjaga nilai-nilai Islam yang ramah, damai, dan menghargai keberagaman sebagaimana diajarkan oleh para ulama yang turut berjuang memerdekakan bangsa ini.

BACA JUGA: Pak Jokowi, Sepertinya Mas Nusron Wahid Tak Paham Nawacita

"Makanya harus ada semangat bawa santri harus bisa masuk ke dalam semua lini kehidupan bangsa, untuk ikut mengawal gagasan para ulama pendahulu," kata Nusron di hadapan ratusan hadirin dalam acara Hari Santri Nasional yang diselenggarakan PCNU Kabupaten Bekasi, di Win Grand Hotel Bekasi, Sabtu (21/10).

Dalam acara Hari Santri Nasional itu, hadir sekitar 500 peserta yang berasal dari berbagai kecamatan di Kabupaten Bekasi. Hadir juga sejumlah tokoh NU Kabupaten Bekasi di antaranya KH Bagus Lukhito, KH Sholahuddin Al-Hadi, dan KH Ahmad Syauqi. Adapun tema acara itu adalah Membangun Santri yang Menghargai Keberagaman untuk Membangkitkan Peradaban Bangsa Menuju NKRI Hebat.

BACA JUGA: Ingat Mas Nusron, BNP2TKI Tak Berwenang soal Moratorium TKI

Nusron menyatakan, sekarang ini banyak komunitas di berbagai instansi yang berpaham radikal diakui atau tidak karena kurangnya kaderisasi di kalangan NU. Artinya, mereka yang bisa mewarnai paham keagamaan di berbagai instansi baik pemerintah maupun swasta sekarang ini bukan dari kalangan santri atau kalangan NU.

"Itu terjadi karena para kiai NU, santri yang pulang mondok merasa cukup dengan hanya bisa ngajar ngaji di kampung-kampung. Sehingga basis dakwah di kalangan profesional, di instansi-instansi tidak diperhatikan," ujarnya.

BACA JUGA: Pengelolaan TKI Masih Amburadul, BNP2TKI Harus Diaudit

Mengingat kondisi itu, Nusron mengajak seluruh hadirin untuk kembali memaknai Hari Santri Nasional sebagai resolusi jihad dalam arti jihad menegakkan paham keagamaan dalam bingkai NKRI dan ideologi Pancasila. Hari Santri Nasional, lanjut Nusron, harus dimaknai sebagai gerakan politik untuk terus menanamkan dan menyuburkan paham ahlu sunah wal jamaah dan semagat untuk menebarkan nilai kasih sayang terhadap sesama.

"Dan itu bisa diperjuangkan secara efektif ketika para santri bisa mewarnai diskursus dan dakwah-dakwah atau khotbah di berbagai sektor di institusi, baik instansi pemerintah, swasta, dan instansi-instansi strategis," pungkas Nusron. (adk/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Golkar Belum Tutup Pintu Buat Ridwan Kamil


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler