jpnn.com, JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan rapid test untuk Covid-19 memiliki potensi kekeliruan yang tinggi. Oleh karena itu, ia mendorong lebih banyak tes menggunakan polymerase chain reaction (PCR).
“Rapid tes punya potensi kekeliruan tinggi. Kami dorong peningkatan tes PCR. Lebih baik fokus PCR daripada rapid test,” ujar Anies saat rapat dengan Tim Pengawasan DPR Penanggulangan Covid-19, Kamis (16/4), secara virtual.
BACA JUGA: Pengumuman: Anies Baswedan Berencana Perpanjang PSBB, Ini Penjelasannya
Anies menjelaskan kekhawatiran tes Covid-19 menggunakan rapid test. Menurut dia, saat hasil tes menggunakan rapid test negatif padahal belum terbukti dan bisa menjadi positif, maka bisa jadi potensi menularkan yang cukup tinggi.
“Ini amat kami khawatirkan,” kata dia.
BACA JUGA: Kalsel Sudah Bisa Tes PCR, Pemetaan Pasien Corona Makin Cepat
Oleh karena itu, mantan menteri pendidikan dan kebudayaan (mendikbud) ini berharap peningkatan kapasitas PCS bisa didorong lebih jauh lagi.
Sisi lain, Anies juga mengungkap bahwa kebutuhan alat pelindung diri (APD) di DKI Jakarta terus mengalami peningkatan. Menurut dia, bila sampai minggu lalu kebutuhan per harinya 5000, sekarang sudah menjadi 10 ribu per hari.
BACA JUGA: Saat Danrem 031 Serahkan Ribuan APD dan Alat Rapid Test, Gubernur Bilang Begini
Ia menjelaskan peningkatan pesat ini terjadi karena aktivitas yang meningkat, baik itu itu di pusat kesehatan masyarakat, maupun laboratorium terkait Covid-19. Tidak hanya itu, kata Anies, APD juga dibutuhkan untuk pemulasaran jenazah, sampai petugas ambulance.
“Secara umum memang kebutuhan APD terpenuhi, tetapi sebetulya demand meningkat signifikan. Ke depan kita harus bersiap kebutuhan APD lebih tinggi dari sekarang,” kata dia.
Anggota Timwas Ali Taher Parasong menyarankan Anies agar APD bagi tenaga medis, dan paramedik betul betul dievaluasi, baik dari sisi jumlahnya maupun kualitas sesuai kebutuhannya masing-masing.
Mantan Ketua Komisi VIII DPR ini mengatakan berdasar informasi yang diterimanya dari beberapa rumah sakit, kebutuhan APD memang sudah terpenuhi.
Namun, kata dia, karena frekuensi dan jumah pasiennya banyak, kebutuhan itu perlu divealuasi secara berkala.
“Tidak harus evaluasi per minggu, tetapi per hari untuk kebutuhan dasarnya,” pungkas Ali.(boy/jpnn)
Redaktur & Reporter : Boy