jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Anindya Bakrie mengatakan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Indonesia – Canada Comprehensive Economic Partnership (ICA – CEPA) dapat mempermudah dan memperbesar investasi Kanada di Indonesia.
Tak hanya investasi, lanjut Anindya, ICA-CEPA membawa keuntungan terbukanya akses pasar produk-produk Indonesia untuk diekspor ke Kanada.
BACA JUGA: UMP 2025 Naik 6,5 Persen, Kadin Imbau Pengusaha tak Melakukan PHK
“Ini merupakan suatu kemitraan bersejarah yang dilakukan antar-kedua negara. Karena ICA CEPA itu gampang bicaranya, namun tidak mudah merealisasikannya. Kemitraan Ekonomi Indonesia – Kanada ini bisa terjadi dalam waktu 2-3 tahun ke depan dan itu relatif sangat cepat,” terang Anindya Bakrie seusai menjadi pembicara dalam CEPA Forum Panel Discussion di Hotel Mulia, Senayan, Jakarta, Senin (2/12/2024).
Menurut Anindya, sektor-sektor utama yang berpotensi untuk Kemitraan Ekonomi Indonesia-Kanada di antaranya adalah ketahanan energi, ketahanan pangan, critical mineral, dan kerja sama di bidang pertahanan.
BACA JUGA: Don Papank Dilantik jadi Wakomtap Kadin Indonesia Bidang Motor Listrik
Anindya menambahkan beberapa sektor yang bisa didanai melalui Penanaman Modal Asing Langsung (Foreign Direct Investment/FDI) dari ICA-CEPA antara lain mencakup sektor manufaktur, teknologi, agrikultur, dan energi.
“Mereka punya fund-fund (pendanaan) besar yang dinamakan Maple, ‘Daun Maple 9’. Jadi, ada 9 hal yang bisa dikerjakan karena meraka adalah fund managers besar yang bisa melakukan investasi," ujarnya.
BACA JUGA: Arsjad Rasjid Tegaskan Tidak akan Maju Lagi jadi Calon Ketum di Munas Kadin Indonesia
Anindya menambahkan dari keempat bidang yang bisa diinvestasikan, sektor energi terutama dalam konteks transisi energi, saat ini diketahui tengah membutuhkan banyak pendanaan dan teknologi.
"Jadi, ini suatu hal yang besar, dan merupakan awal dari banyak hal ke depan. Dan perlu dicatat jika ICA-CEPA ini membawa keuntungan bagi kepentingan Indonesia dan Kanada," jelasnya.
Menurut Anindya, perjanjian kemitraan CEPA yang dijalin Indonesia tidak hanya dengan Kanada (ICA SEPA) namun juga dengan sejumlah negara lain di antaranya Uni Emirat Arab dan Australia.
“Artinya, ICA SEPA akan semakin memperbesar arus investasi asing ke Indonesia. Sebab, momentumnya sangat tepat, mengingat Presiden Prabowo yang dalam 2,5 minggu kunjungan beliau ke luar negeri berhasil membawa pulang komitmen investasi asing sebesar 18,5 miliar dolar AS,” pungkas Anindya.
Sebelumnya, dalam acara yang bertajuk “Team Canada Trade Mission Plenary Session and CEPA Forum” yang diselenggarakan oleh Misi Perdagangan Kanada di Indonesia (Team Canada Trade Mission) diawali dengan penandatanganan Pernyataan Bersama Penyelesaian ICA-CEPA oleh Menteri Perdagangan (Mendag) RI Budi Santoso dan Menteri Promosi Ekspor, Perdagangan Internasional, dan Pembangunan Ekonomi Kanada, Mary Ng.
Mendag Budi menjelaskan Perundingan Indonesia-Kanada CEPA telah selesai setara substantif dan diumumkan oleh kedua Kepala Negara di sela-sela KTT APEC pada 15 November 2024 di Lima, Peru. Kedua negara sepakat perjanjian dapat ditandatangani pada pertengahan 2025 dengan perkiraan waktu implementasi pada 2026.(fri/jpnn)
Yuk, Simak Juga Video ini!
Redaktur & Reporter : Friederich Batari