Anindya Bicara Visi Bisnis Grup Bakrie

Rabu, 03 Agustus 2011 – 12:28 WIB
Anindya Novyan Bakrie. Foto: Adrianto/Indopos

Generasi ketiga kerajaan bisnis Bakrie paling tua adalah Anindya Novyan Bakrie, putra sulung pasangan Aburizal Bakrie dan Tatty BakrieAnak muda kelahiran 10 November 1974 itu masih belum terpikat oleh hiruk pikuk politik

BACA JUGA: Media dan Realitas seperti Salah Sambung

Sekalipun orang tuanya orang nomor satu di Golkar dan lama berkiprah di kabinet


---------------------------------------------------------------------------------------

SALAH satu narasumber yang mendapat perhatian serius dari Forum Pemred JP Group di Novotel, Palembang, adalah penampilan Anin --sapaan akrab Anindya Bakrie--itu

BACA JUGA: Inflasi Menurun, Pendapatan Per Kapita Naik

Logatnya saat melafalkan huruf mati "s" di belakang, mirip ayahnya yang diucap "sh" atau "sy"
Tutur bahasanya santun dan runtut menjawab semua pertanyaan dari yang remeh temeh sampai yang harus berkali-kali mengernyitkan dahi dan mengatur tempo

BACA JUGA: Hatta Rajasa Mengasah Optimisme Ekonomi



Cucu tertua Alm Haji Achmad Bakrie ini tidak emosi atau naik darah ketika ditanya tentang hal-hal amat sensitif, seperti soal Lapindo Brantas yang menghantam perekonomian Malang dan sekitarnyaSemuanya dia jawab dengan alur jawaban yang tertata, seperti sudah disiapkan semua jawabannya dengan runtut dan baik.

Termasuk soal media-media yang berada di bawah manajemen Viva Group, seperti TVOne, ANteve, dan Vivanews.ComMengapa sikapnya terhadap pemerintah selalu minor? Seolah-olah pemerintah itu tidak ada benarnya sama sekali? Itulah beberapa pertanyaan yang terlontar di forum yang diikuti 100 pemred tersebut.

"Saya kira ini baik-baik saja, biarkan negeri ini berdemokrasi dengan cara wajar dan terbukaMemang agak bising kedengarannya, tetapi itu lebih baik," kata Anin.

Jadi kapan masuk ke politik? "Tidak, saya belum terpanggil ke dunia politikRasanya saya lebih asyik di dunia perdagangan seperti sekarang," jawabnya sambil mengangkat kedua bahunya"Politik bikin pusing," aku pria yang hobinya maraton 42,195 kilometer itu

:TERKAIT Dia juga masih belum berpikir untuk maju ke calon Ketua Hipmi, Himpunan Pengusaha Muda IndonesiaTahun ini seharusnya perkumpulan pengusaha muda itu bakal berkongres, yang salah satu agendanya adalah memilih orang nomor satunya"Betul, saya belum berpikir ke sanaMengurus internal perusahaan saja masih belum cukup waktunya? Apalagi saya juga masih membantu di Kadin Indonesia," papar President Director & CEO PT Bakrie Telecom Tbk(BTEL), itu

Bos provider jaringan telekomunikasi CDMA terbesar di Indonesia, dengan 10 juta pelanggan itu juga berbagi pengalaman dirinya ditempa keluarga untuk menekuni bisnisPertama, yang dia lakukan adalah berpikir cepat, menentukan pilihan plan seperti saat masuk lift sajaSaat keluar lift, harus bisa menemukan ide singkat yang besar dan aplikatif"Itu yang sering saya lakukan," kata Anindya.

Di perusahaan keluarga ini, pertama kali Anin disuruh menangani Anteve yang hampir bangkrut karena dililit utang"Pekerjaan pertama saya adalah berurusan dengan pengadilan, terus merestrukturisasi utang menjadi nol dengan cara menjual sebagian sahamnya, tahun 2002Saat itu saya berpikir, ini dikasih kerjaan saja kok yang di perusahaan yang hampir tutupSekarang, Anteve makin sehat dan berkembang," akunya.

Hal serupa terjadi saat mengambil alih Lativi bulan Maret 2007Perusahaan TV tersebut juga tengah dililit utang besarSementara rating dan share-nya selalu berada di urutan terbawahFebruari 2008 Lativi berubah menjadi TvOneFormat TV diubah dari general TV menjadi News TV"Kalau biasa-biasa saja kan pasti tidak ditonton orangMaka jadilah TVOne seperti sekarang ini," jelasnya

Yang menarik dari pandangan anak muda ini adalah fundamental ekonomi negeri ini yang menurut dia masih sangat rapuhMemang, pendapatan per kapita naik, cadangan devisa naik, pertumbuhan ekonomi daerah (provinsi) juga membaikIndeks kemiskinan menurunIndeks pengangguran berkurangTapi kegiatan ekonomi itu lebih banyak karena konsumtifme masyarakat kita? Saya khawatir justru kita ini dijadikan pasar yang potensial bagi produk lain dari negara lain?" kata dia

"Saat ini eranya Asia! AS dan Eropa semakin sulit bangkit dari krisis yang sampai saat ini masih terasa akibatnyaJepang juga belum menampakkan gregetnyaFokus perdagangan, industri dan jasa sekarang bergeser ke China dan IndiaKalau kita tidak bisa mengambil peluang yang sudah di depan mata ini dengan model yang signifikan, sayang sekali!" ungkap Anin tetap dengan gaya bahasa cool

Yang paling menjadi beban dirinya adalah ketika dia harus memperkenalkan diri sebagai Generasi KetigaSepertinya, ada trauma sebagai orang tertua di generasi ketiga ini"Biasanya, generasi pertama itu membangun dan berhasilGenerasi dua mengembangkan dan menikmatiNah, giliran kami kena yang jelek-jelek nihGenerasi ketiga itu generasi penghancur!" kelakar Anin yang pernah mendapat penghargaan Young Entrepreneur of The Year, oleh Asia Pacific Entrepreneurship Awards 2010 itu

"Saya yakin, selama proyek itu bermanfaat buat orang banyak, maka program itu akan berhasilInilah poin penting yang menjadi filosofi keluarga bakrie, sesuatu hal positif yang ditularkan secara turun temurun kepada kami," akunya(bersambung/don)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Percepat Kemajuan Sumsel


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler