Anjing Pelacak Dikerahkan ke Air Terjun Dua Warna

Kamis, 19 Mei 2016 – 00:57 WIB
Keluarga korban banjir bandang di area Air Terjun Dua Warna, menangis. Foto: Sumut Pos/dok.JPNN

jpnn.com - JAKARTA – Proses pencarian korban banjir bandangdi kawasan wisata air terjun dua warna di Sibolangit masih terus dilakukan. Pasalnya, hingga Rabu pagi, masih ada lima korban yang belum ditemukan oleh tim SAR gabungan. 

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho merinci, dari total 78 orang korban 56 orang selamat, 1 orang luka sedang, 16 orang meninggal dunia, dan 5 orang masih hilang. Dari 16 orang meninggal 7 orang laki-laki dan 9 orang perempuan. 

BACA JUGA: Cegah Kerusuhan di Lapas, Yasonna Hanya Minta Ini Dijaga

Disampaikan juga, sebanyak 320 personil tim SAR gabungan dari BNPB, Basarnas, BPBD, TNI, Polri, PMI, Tagana, pecinta alam, NGO, mahasiswa, relawan dan masyarakat melakukan evakuasi dan pencarian korban. 

“Brimob mengerahkan anjing pelacak untuk mencari lima korban jiwa yang masih hilang,” terangnya, kemarin. 

BACA JUGA: PILU! Dipukul dan Dipecat Gara-gara Kucing Majikan Mati

Tim SAR dibagi menjadi 3 kelompok dengan menyusuri sungai. Adanya batu-batu besar di sepanjang alur sungai menyebabkan kendala pencarian. Korban yang ditemukan sebagian tertimbun material longsoran dan batu-batu yang terbawa oleh banjir bandang. 

Banjir bandang dan longsor di air terjun Dua Warna kawasan Bumi Perkemahan, Desa Durin Sirugun, Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deliserdang, Sumut, terjadi Minggu (15/5) pukul 18.00 Wib.

BACA JUGA: Saksi Ahli Sebut Perkara La Nyalla di Luar Kepatutan Hukum

Sutopo mengatakan, selain menimbulkan korban jiwa juga menyebabkan jalan penghubung Desa Bandar Baru tidak bisa dilalui kendaraan roda empat. “Tempat wisaya Air Terjun Dua Warna atas perintah Bupati Deliserdang ditutup sementara sambil menunggu hasil kajian,” kata Sutopo. 

Dia kembali mengingatkan agar masyarakat  untuk selalu hati-hati dan waspada jika melakukan aktivitas di pegunungan seperti pendakian, berkemah atau berwisata. 

“Hendaknya memperhatikan kondisi lingkungan sekitar dan rambu-rambu peringatan. Saat ini masih musim peralihan dari penghujan ke kemarau yang cenderung lebih basah,” pungkasnya. (sam/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Sebulan Nikahi Si Kakak, Pria Muda Goyang Adik Istri Sampai Hamil


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler