jpnn.com, SIDOARJO - Kementerian Perindustrian telah menetapkan dua kawasan industri halal pada Oktober 2020. Salah satunya berada di Jawa Timur, tepatnya di kawasan Safe n Lock Kabupaten Sidoarjo.
Penetapan itu setelah melewati berbagai persyaratan dan regulasi yang ketat. Pimpinan Wilayah Gerakan Pemuda Ansor Provinsi Jawa Timur antusias menyambut berkembangnya industri halal tersebut.
PW GP Ansor Jawa Timur kemudian menggelar Seminar Pembangunan Industri dengan narasumber Dr. Ahmad Zayadi, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur dan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur yang diwakili oleh Wiwin selaku pejabat fungsional.
“Kami mencanangkan reskilling dan upskilling kader-kader Ansor agar bisa berpartisipasi aktif dalam industri halal. Menjadi pelaku, penggerak, bukan hanya konsumen atau penonton “ ujar Gus Syafiq Syauqi, Ketua PW GP Ansor Jawa Timur dalam sambutannya.
BACA JUGA: Cek Fakta: Minuman Keras Berlabel Halal
Dalam kesempatan itu, Gus Syafiq menunjukkan tekadnya dengan meluncurkan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) dan Lembaga Pemeriksa Halal (LPH).
Peluncuran itu ditandai dengan penandatanganan piagam peresmian bersama Bupati Sidoarjo yang diwakili H. Subandi, Wakil Bupati dan Ahmad Zayadi selaku Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur.
BACA JUGA: HMI Edukasi Tentang Vaksin, Kemenkes: Sinovac Sudah Mendapat Sertifikat Halal MUI
H. Subandi, dalam sambutannya mengatakan keberadaan organisasi pemuda terutama Ansor saat ini sangat dibutuhkan oleh pemerintah untuk saling bekerja sama dan mendukung program-program pembangunan daerah.
"Hal ini merupakan peluang bagi Ansor Jawa Timur untuk berkontribusi dalam mewujudkan Jatim sebagai Pusat industri dan wisata halal di Indonesia," tutur Subandi.
Sementara itu, dalam paparannya, Kiai Ahmad Zayadi mengungkapkan industri halal ini cukup besar peluangnya.
Menurutnya, produk dan jasa halal diminati bahkan oleh kaum nonmuslim. Kementerian Agama ini melalui BPJPH diberi mandat untuk menerbitkan sertifikat halal.
“Kami mengundang civil society untuk berperan aktif. Bisa dirikan LPH, buat laboratorium atau penyelia halal “ ajak Kyai kelahiran Brebes tersebut.
Di kesempatan yang sama, Wiwin menyampaikan fakta minimnya SDM dan fasilitas industri halal.
"Ada jumlah industri ratusan ribu, laboratorium halal hanya 3 unit, begitu pun tenaga penyelia sangat minim. Kami sangat senang, para pemuda Ansor memberikan perhatian pada industri halal,“ ungkap alumnus ITS tersebut. (flo/jpnn)
Redaktur & Reporter : Natalia