jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi IV DPR RI Fraksi PDI Perjuangan Yohanis Fransiskus Lema telah genap satu tahun menjabat sebagai perwakilan masyarakat Daerah Pemilihan (Dapil) Nusa Tenggara Timur (NTT) II.
Dalam laporan kinerja satu tahunnya, pria yang akrab disapa Ansy tersebut telah menyalurkan sejumlah bantuan senilai Rp 4,6 miliar dan alat mesin pertanian (alsintan) sejumlah 185 unit kepada masyarakat NTT.
BACA JUGA: Komisi XI DPR RI Apresiasi Pelayanan Bea Cukai Soekarno Hatta di Masa Pandemi
“Satu tahun saya menjadi Wakil Rakyat, Juru Bicara bagi masyarakat NTT di Senayan, belum banyak yang bisa saya berikan, tetapi saya akan terus berjuang. Laporan ini adalah wujud komitmen, sikap transparan dan akuntabilitas saya sebagai wakil rakyat, penyambung lidah masyarakat NTT di Senayan. Kepada rakyat Sang Pemberi Mandat, saya wajib melaporkan hasil kerja saya,” ujar Ansy di Jakarta, Rabu (30/9/2020).
Sebelumnya, Ansy juga telah memberikan laporan kinerja enam bulannya kepada masyarakat NTT melalui kanal media facebook. Setelah dilantik, ia memang telah berkomitmen melaporkan hasil kerjanya kepada rakyat NTT setiap enam bulan. Laporan yang kini diunggah diakun facebooknya adalah pertanggungjawaban kedua Ansy sebagai wujud komitmennya bekerja untuk rakyat.
BACA JUGA: DPR RI Setujui Anggaran Kemensos TA 2021 sebesar Rp92,817 Triliun
Dalam laporan kinerja satu tahun di laman akun facebook yang sama, Ansy menyebutkan bahwa dirinya telah menyalurkan sejumlah bantuan dari tiga kementerian yang merupakan mitra kerja Komisi IV DPR.
Pertama, bantuan Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO) dari Kementerian Pertanian (Kementan) kepada 13 kelompok tani di Kabupaten Belu. Setiap kelompok mendapatkan bantuan sebesar Rp 200 juta, sehingga total bantuan yang disalurkan mencapai Rp 2,6 miliar.
BACA JUGA: DPR RI Akan Panggil Kampus Bermasalah Terkait Ospek Termasuk UI
Kedua, bantuan Program Pekarangan Pangan Lestari (P2L) dari Kementan dengan total nominal Rp 1,050 miliar. Bantuan ini disalurkan kepada 14 kelompok dengan masing-masing kelompok mendapatkan Rp 75 juta.
Ketiga, bantuan Pengembangan Perhutanan Sosial Nusantara (Bang Pesona) dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dengan total Rp 500 juta. Bantuan ini diberikan kepada 10 kelompok tani hutan dengan bantuan sebesar Rp 50 juta tiap kelompok.
Keempat, bantuan Kebun Bibit Rakyat (KBR) dengan nominal Rp 450 juta dari KLHK. Bantuan ini dialokasikan kepada sembilan kelompok dengan angka sebesar Rp 50 juta per kelompok. Jika diakumulasi, total bantuan yang telah disalurkan Ansy mencapai Rp 4,6 miliar.
Selain bantuan uang tunai untuk meningkatkan produktivitas, Ansy juga telah menyalurkan prasarana dan sarana pertanian berupa alsintan dengan total 185 unit. Alsintan ini meliputi 1 unit excavator, 11 unit traktor roda empat, 57 unit traktor roda dua, 48 unit pompa air, 34 unit hand sprayer, 4 unit cultivator, 5 unit corn sheller, 5 unit corn sheller mobile, 5 unit power thresher multiguna, 10 unit power thresher multiguna mobile, dan 5 unit corn sheller mobile. Di samping itu, lima unit kendaraan pendukung penyemprotan disinfektan dan tanki untuk menanggulangi penyebaran virus Covid-19 pun telah tiba di Kota Kupang.
Penyaluran bantuan alsintan tidak berhenti pada 185 unit di atas. Masih banyak alsintan yang sedang dalam proses realisasi, seperti tambahan satu unit excavator, 247 unit pompa air, dan sebagainya. Beragam bantuan yang telah terealisasi tersebut disalurkan secara merata ke berbagai titik di kabupaten-kabupaten di NTT.
Di samping itu, jenis bantuan lainnya untuk rumah tangga juga disampaikan Ansy dalam laporannya, semisal bantuan bibit tanaman dan paket sembilan bahan pokok (sembako).
“Bantuan yang saya salurkan langsung kepada masyarakat NTT adalah bukti nyata kinerja cepat dalam memerjuangkan kebutuhan warga. Setiap kali melakukan reses dan mendapatkan aspirasi dari masyarakat, saya segera suarakan aspirasi dan kebutuhan warga dalam rapat-rapat Komisi IV. Bantuan yang saya salurkan, saya pastikan tepat sasaran dan bersifat produktif,” terang Ansy.
Saat ini, Ansy mengaku sedang menjajaki kerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dan Pemerintah Kota Kupang untuk mengadakan teknologi pengolahan sampah Refused-Derived Fuel (RDF) dan pengadaan Bank Sampah di Kota Kupang dan Kabupaten Belu.
Pembangunan RDF bisa menyelesaikan masalah sampah, sekaligus mendukung industri semen serta mengurangi penggunaan bahan bakar fosil yang tidak ramah lingkungan. Penggunaan RDF di Kota Kupang sangat penting, mengingat sampah di ibukota NTT menjadi permasalahan serius.
Mantan dosen dan aktivis ini menyatakan perjuangan selama satu tahun belumlah cukup. Karena itu, ia selalu bersedia untuk berdiskusi dengan rakyat. Bahkan, dirinya berinisiatif menjemput-menyerap aspirasi, terbuka terhadap kritik, saran konstruktif agar sebagai Wakil Rakyat dapat terus memberikan kebermanfaatan bagi masyarakat NTT dan Indonesia.
"Kita tidak boleh cepat puas, masih ada empat tahun bagi saya di DPR RI untuk terus memperjuangkan aspirasi dan kebutuhan masyarakat NTT. Saya membutuhkan dukungan, kritik, serta doa dari saudara-saudara sekalian di NTT. Saya berkomitmen untuk menjadi pendengar, pembicara, sekaligus pekerja yang baik. Saya juga akan terus melaporkan kinerja saya secara rutin dan berkala setiap enam bulan kepada masyarakat sebagai perwujudan akuntabilitas saya terhadap publik," tutupnya.(fri/jpnn)
Video Terpopuler Hari ini:
Redaktur & Reporter : Friederich