jpnn.com - JAKARTA – PT Antam menyambut positif dan siap mendukung rencana relaksasi ekspor mineral secara terbatas, yang digagas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Direktur Utama Antam, Tedy Badrujaman mengatakan perseroan berkomitmen untuk mendukung kebijakan hilirisasi mineral Pemerintah.
BACA JUGA: 2018, Bank NTB Bakal Jadi Perbankan Syariah
"Hal ini dibuktikan dengan telah berdirinya Pabrik FeNi I, II dan III di Pomalaa, Sulawesi Tenggara, Pabrik Chemical Grade Alumina (CGA) di Tayan, Kalimantan Barat, dan pabrik Pengolahan dan Pemurnian Logam Mulia di Pulogadung, Jakarta," tutur Tedy.
Meski begitu, sambung Tedy, Antam memiliki produksi bijih hasil tambang yang belum ekonomis untuk mensuplai pabrik ataupun pabrik dalam negeri lainnya.
BACA JUGA: Jagoan Terbaru Piaggio, Lebih Elegan dan Bergaya Petualang
"Padahal ini sangat bernilai di luar negeri sehingga bisa ada tambahan pemasukan bagi negara dan pendanaan bagi proyek pertumbuhan apabila dapat diekspor, dibandingkan hanya sebagai waste tanpa nilai ekonomis," jelas Tedy.
Adapun pemanfaatan bijih mineral yang belum diolah itu bisa dilakukan melalui ekspor bijih mineral mengingat keterbatasan kapasitas pabrik pemrosesan di dalam negeri.
BACA JUGA: Jelang Iduladha, Penjualan Perhiasan Lesu
"Bila Antam diberi kepercayaan untuk mengekspor kembali, maka Antam akan mengalokasikan bijih nikel kadar tinggi untuk seluruh smelter dalam negeri dengan harga yang lebih murah dari harga pada saat ini. Sedangkan, untuk bijih nikel yang tidak dapat dikonsumsi di dalam negeri akan diekspor," ucap Tedy. (chi/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Longgarkan Regulasi Demi Dongkrak Dana Repatriasi
Redaktur : Tim Redaksi