Antar Warga Bentrok, Satu Unit Sepeda Motor Dibakar, Polisi Lepas Tujuh Tembakan

Sabtu, 18 Juli 2015 – 03:33 WIB
Ilustrasi

jpnn.com - AIR BESI – Sedikitnya 600 warga Desa Talang Ginting, Kertapati dan Tanjung Karet Kecamatan Air Besi Kabupaten Bengkulu Utara (BU) terlibat bentrok pada Jumat (17/7) pukul 02.00 WIB. Akibat kejadian tersebut satu warga menjadi korban luka-luka dan satu unit sepeda motor hangus dibakar massa.

Aksi warga Desa Kertapi dan Talang Ginting yang terlibat saling lembar batu dengan warga Desa Tanjung Karet akhirnya dihentikan paksa oleh aparat Polres Bengkulu Utara. Polisi membubarkan bentrok tersebut dengan  melepaskan tujuh tembakan ke udara.

BACA JUGA: Ibarat Open House, Lapas Barelang Diserbu Ribuan Pengunjung

Seperti dikutip dari Radar Bengkulu (Grup JPNN), peristiwa itu berawal dari terjadinya pemukulan terhadap Buyung Mukti (25) warga Desa Kertapati. Ia baru saja pulang pawai takbiran pukul 22.00 WIB. Saat itu Buyung bersama Rita, adik mantan Kepala Desa Talang Ginting Rahmansyah. 

Buyung yang berniat pulang, melintasi Desa Tanjung Karet. Di jalan ia dicegat oleh beberapa pemuda yang salah satunya berinisial Ed. Tanpa alasan jelas, motornya diberhentikan dan ia langsung dihujani pukulan. Bahkan, kepalanya mengalami memar besar setelah dihantam batu oleh salah satu warga. 

BACA JUGA: Tabung Gas Melon Bocor, Rumah Ludes Terbakar Sebelum Salat Ied

Kejadian itu bisa dilerai oleh masyarakat lain. Buyung pun langsung dilarikan ke rumah sakit. Mendengar kabar Buyung di rumah sakit, Supardi kerabat korban berniat menjenguk korban dan kembali melintasi Desa Tanjung Karet. Saat melintas, rupanya warga Tanjung Karet sudah lebih ramai lagi, Supardi menjadi korban kedua yang dipukuli hingga kepalanya berdarah.
 
Lebih parahnya lagi, motor Yamaha Jupiter MX yang dikemudikan korban dibakar massa. Untungnya, Supardi berhasil kabur pulang ke desanya. Setelah kejadian itu, Rahmansyah yang tinggal di Arga Makmur mendapatkan kabar jika adik perempuannya Rita dan sang pacar, Buyung, yang dipukuli mendatangi Tempat Kejadian Perkara (TKP).

Ia menggunakan mobil berhenti di kerumunan massa lantaran tak menyangka warga sudah terbakar emosi. Niat ingin menanyakan adiknya, Rahmansyah justru mendapatkan pukulan saat masih berada di dalam mobil. Bahkan, mobil kaca Suzuki pick up yang dibawanya ikut dilempar batu. Rahmansyah memilih kabur pulang ke desanya. 

BACA JUGA: Pergantian Musim, Wisatawan Diminta Waspadai Sengatan Ubur-Ubur

Mengetahui warganya dipukuli warga Desa Tanjung Karet, saat itulah warga Desa Talang Ginting dan Kertapati berkumpul dan berniat melakukan serangan balasan. Untungnya, di tengah jalan mereka sudah dihadang puluhan polisi dan Rahmansyah diminta membuat laporan resmi. 

Warga dua desa yang terlanjur berkumpul menolak pulang ke desanya dan menunggu Rahmansyah usai melapor ke polisi. Sedangkan sekitar 300 warga Desa Tanjung Karet juga sudah berkumpul di desanya hingga akhirnya terjadi aksi saling lempar batu. 

Lepas Tembakan
Dilepaskannya tujuh tembakan polisi bermula saat kelompok warga Desa Talang Ginting dan Kertapati hendak menyerang Desa Tanjung Karet. Polisi yang sudah siaga, menahan massa di pintu masuk desa dan berupaya melakukan mediasi.

Namun suasana mendadak gaduh, karena dari arah perkebunan karet yang masuk ke wilayah Desa Tanjung Karet tiba-tiba datang hujanan batu. Tak pelak itu membuat dua kelompok warga yang tadinya sudah ditenangkan polisi menjadi emosi.

Warga yang sudah menyiapkan senjata tajam itu lantas nekad menyerang masuk ke dalam perkebunan karet. Polisi yang merasa imbauannya agar tak balas menyerang merasa disepelan lantas meletuskan tembakan ke udara. Warga kembali dikumpulkan ke titik kumpul dan polisi menyisir ke dalam perkebunan karet mencari pelaku pelemparan. 

Namun tidak satupun warga dari Desa Tanjung Karet yang ditemukan. Meski polisi sudah menyisir lokasi, kegaduhan belum reda. Kelompok massa dua desa tetap ingin masuk ke dalam desa dan menyisir lokasi. Ketegangan terjadi karena massa tetap ingin membalas serangan batu. 

"Buang itu (batu). Serahkan masalah ini pada kami, jangan terprovokasi," tegas Wakapolres BU Kompol. Arif Rahman, SH, MH yangberusaha merebut batu dari tangan warga. 

Warga baru membubarkan diri setelah mantan Kepala Desa Talang Ginting  Rahmansyah yang juga menjadi korban datang menemui warga, setelah membuat laporan ke polisi. Mereka sepakat memberi waktu pada polisi menyelesaikan masalah ini. (qia/ray)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Alamak, Harga Daging Tembus Rp150 Ribu Perkilogram


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler