Antara Tjipto Mangoenkoesoemo dan Komunisme

Rabu, 13 Januari 2016 – 12:31 WIB
Tjipto Mangoenkoesoemo. Foto: Dok KITLV.

jpnn.com - INI bukan riwayat Rumah Sakit Cipto Mangkunkumo (RSCM) yang kesohor itu. Kisah kita kali ini hubungan antara dr. Tjipto Mangoenkoesoemo dan kaum komunis.

Wenri Wanhar - Jawa Pos National Network

BACA JUGA: Judul Asli Kitab Sejarah Majapahit itu Bukan Negarakretagama, Tapi...

Pemerintah kolonial Hindia Belanda menuduh dr Tjipto Mangoenkoesoemo terlibat pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI) 1926-1927, pemberontakan pertama menuntut kemerdekan Indonesia.

Maka Tjipto, yang namanya kini diabadikan jadi nama rumah sakit di Jakarta itu, "dijatuhi hukuman pembuangan menurut putusan pemerintah pada 16 Desember 1927 yaitu ke Banda," tulis Soegeng Reksodihardjo dalam buku DR. Cipto Mangunkusumo, terbitan Depdikbud 1992.

BACA JUGA: Oalah Rek...Mpu Prapanca yang Legendaris itu Ternyata Nama Samaran

Dalam pembukaan surat perpisahan tertanggal 19 Desember 1927, kepada kawan-kawannya, Tjipto menulis:

Kepada kaum sefaham, poetoesan telah djatoeh: akoe mendapat Banda. 

BACA JUGA: Jangan Kaget! Orang Belanda-lah yang Selamatkan Sejarah Majapahit

Pada 1940, karena kondisi kesehatannya merosot, asmanya makin parah, Tjipto dipindahkan ke Sukabumi, Jawa Barat.

Pun sakit-sakitan, ia tak alfa mengikuti perkembangan situasi; perang dunia dua sedang berkecamuk. Dia meramalkan bala tentara Jepang tak lama lagi segera datang.

Tjipto Antifasis

Sebelum Jepang datang, sebuah pertemuan rahasia dilangsungkan di daerah Rawamangun, Jakarta untuk membicarakan "rumusan-rumasan dr. Tjipto Mangoenkoesoemo," tulis Soe Hok Gie dalam Orang-Orang di Persimpangan Kiri Jalan.

Tjipto merumuskan bahwa fasisme Jepang harus dilawan.

Menurut Soe Hok Gie, pertemuan itu dihadiri Pamudji (tokoh PKI Ilegal), Subekti dan Atmadji dari Gerindo. 

Atmadji ini di zaman perang mempertahankan kemerdeaan Indonesia  menjadi pucuk pimpinan Markas Besar Tertinggi Angkatan Laut Republik Indonesia yang berkedudukan di Lawang, Malang. 

Hadir pula Sujoko (Barisan Rakyat Solo), Armunanto (Persatuan Sopir Indonesia, pernah kontak dengan PKI 35), Widarta (Persatuan Pemuda Rakyat Indonesia) mentornya Aidit.

Lalu Kiai Mustofa dan Liem Koen Hian dari Surabaya yang dekat dengan kelompok Tan Ling Djie dan Oei Gee Hwat yang merupakan sel kerja PKI. 

Pertemuan ini melahirkan Gerakan Rakyat Antifasis (Geraf).

Untuk membentuk struktur dan pembagian kerja, diadakan pertemuan kedua di Salabintana, Sukabumi. Tjipto Mangoenkoesoemo jadi tuan rumah. 

Soe Hok Gie menulis...

Pertemuan kedua berhasil membentuk pimpinan Geraf yang terdiri dari Mr. Amir Sjarifudin, Pamudji, Sukajat (keduanya dari PKI Ilegal ankatan 35), serta Armunanto dan Widarta (sekretariat). Dr. Tjipto sendiri diangkat sebagai penasihat.

Saat Jepang benar-benar datang, karena sakit yang dideritanya, Tjipto Mangoenkoesoemo berpulang pada 8 Maret 1943 dalam usia 57 tahun. 

Pahlawan Ya Melawan

Jebolan sekolah dokter di Stovia ini aktivis Boedi Oetomo yang pada 1912 (usia 26) mendirikan Indische Partij bersama Douwes Dekker dan Soewardi Soerjaningrat (Ki Hadjar Dewantara).

Saat menjadi pemimpin redaksi De Express di Bandung, Tjipto menaikkan tulisan "Als Ik Een Nederlander was" karya Ki Hadjar pada 13 Juni 1913, yang membuat mereka dibuang ke Belanda.

Karena selama di sana, ia menderita asma, Tjipto dipulangkan ke Jawa pada 1914.

Bukannya kapok, dia tetap berpolitik hingga menjadi anggota Volksrad--lebih kurang semacam DPR gitulah. 

Meski "orang dalam", gencar pula dikritiknya lembaga Volksrad itu. Pada 1919, bersama petani perkebunan di Polanharjo, Klaten, ia melakukan pemogokan.  

12 November 1926 meletus pemberontakan PKI di Jawa (di Sumatera Barat, 1 Januari 1927). 

Tak butuh waktu lama bagi Belanda membereskan partai politik pertama yang memakai nama Indonesia itu.

Bulan Juli 1927, bersama Bung Karno, Tjipto Mangoenkoesoemo mendirikan Partai Nasional Indonesia (PNI), partai kedua yang menggunakan nama Indonesia.

Hanya saja, selang beberapa bulan kemudian dia dibuang ke Banda dengan tuduhan persekongkolan dengan komunis. (wow/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ketika JK Menyerahkan Jabatannya Pada Rizal Ramli


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler