Antisipasi Banjir, Kawasan DAS Harus Ditertibkan

Rabu, 07 Februari 2018 – 18:37 WIB
Sungai meluap membuat banjir di pemukiman warga. Foto: JPG/Pojokpitu

jpnn.com, JAKARTA - Penertiban dan penataan kawasan hulu di enam daerah aliran sungai (DAS) yang mengepung Jakarta harus dilakukan sebagai antisipasi jangka panjang terjadinya banjir di ibu kota.

Hal ini disampaikan Direktur Perencanaan Pengandalian DAS, Ditjen Pengendalian DAS dan Hutan Lindung (PDHL) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Yuliarto saat konferensi pers di Media Center KLHK, Jakarta, Rabu (7/2).

BACA JUGA: Please! Waspadai Tanda-Tanda Longsor Ini

Yang dimaksud dengan DAS, menurut Yuliarto, bukan hanya kawasan di pinggiran sungai, tapi seluruh wilayah daratan yang merupakan satu kesatuan sungai dan anak sungai yang berfungsi menampung, menyimpan dan mengalirkan air ke danau atau ke laut secara alami yang dibatasi oleh pemisah topografis/gigir gunung.

“Tidak hanya Ciliwung saja yang masuk DKI, ada DAS sekitarnya, DAS Angke-Pesangrahan, Krukut, Ciliwung, Sunter, Buaran, Cakung. Ada enam DAS yang masuk ke DKI. Totalnya 150.890 hektare,” ucap Yuliarto.

BACA JUGA: Waspada! Maling Incar Rumah yang Ditinggal Mengungsi

Sebagai contoh, dia memaparkan tutupan lahan di DAS Ciliwung yang luasnya 38.610 hektare, terdiri dari tutupan vegetasi 17.325 hektare (44,88 persen) terdiri dari hutan (9,5 persen), perkebunan (1,4 persen), pertanian (33,7 persen), dan semak belukar (0,3 persen).

Sedangkan pemukiman di DAS Ciliwung mencapai 19.441 hektare (50,36 persen), lain-lain 134 haktare (0,34 persen), dan lahan kritis 1.710 hektare (4,42 persen). Khusus di hilir Ciliwung, 72 persen merupakan lahan terbangun (pemukiman dan gedung).

BACA JUGA: Waspada! Hujan Lebat Disertai Angin Kencang Hingga Maret

"Ciliwung merupakan DAS urban dan terpengaruh pertumbuhan wilayah. Kawasan lindung di hulu harus ditertibkan lagi, direview berbasis DAS," jelas Yuliarto.

Pada kesempatan itu dia juga menyimpulkan bahwa banjir di DKI Jakarta yang terjadi 5 Februari 2018 diakibatkan oleh curah hujan lokal ekstrim (152 mm/hari) dan berkurangnya daerah resapan sehingga menimbulkan genangan.

Perbandingan aliran pemukaan tanah terhadap curah hujan rata-rata DAS yang melalui Jakarta lebih kurang dari 80 persen, sementara normalnya di bawah 50 persen.

Menurutnya, beberapa lokasi di DKI seperti Rawamangun, Rawajati, Srengseng Sawah secara alami merupakan daerah genangan banjir, saat ini berubah menjadi kawasan pemukiman. Di samping itu terdapat beberapa Situ yang telah berubah fungsinya.(fat/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Wakapolri Persilakan Korban Banjir Mengungsi ke Masjid


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler