Antisipasi Demam Berdarah dengan Kenali Mitos dan Faktanya

Minggu, 27 Januari 2019 – 04:21 WIB
Nyamuk Aedes Aegepty penyebar demam berdarah. Foto: Health

jpnn.com - Demam berdarah merupakan infeksi akibat virus dengue yang ditularkan dengan perantaraan nyamuk Aedes aegypti. Penyakit ini rentan muncul selama masa pancaroba dengan cuaca yang tidak menentu. Salah satu cara yang bisa membantu mencegah demam berdarah adalah dengan memahami mitos dan fakta yang banyak beredar mengenai penyakit ini. 

Perlu diketahui bahwa Indonesia menjadi negara tertinggi di Asia Tenggara yang rawan akan penyebaran penyakit demam berdarah.

BACA JUGA: Minum Air Kelapa Bisa Mengatasi Demam Berdarah?

Berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan RI, distribusi penyakit suspek DBD sejak minggu pertama 2018 hingga minggu pertama 2019 yang tertinggi ada di Jawa Timur. Jumlah suspek DBD mencapai 700 orang, posisi tersebut diikuti oleh Jawa Tengah (512 orang) dan Jawa Barat (401 orang).

Adanya salah kaprah masyarakat dalam menanggapi demam berdarah, justru malah menciptakan kepanikan yang merugikan diri sendiri. Kini, sudah saatnya Anda mengantisipasi demam berdarah dengan memahami mitos dan faktanya berikut ini:  

BACA JUGA: Desember 7 Pasien Demam Berdarah, Bulan Ini jadi 35 Orang

Demam disertai mimisan, pasti demam berdarah?

Tidak semua demam yang disertai mimisan pasti demam berdarah. Menurut dr. Resthie Rachmanta Putri dari KlikDokter, ciri-ciri lainnya dari demam berdarah, antara lain:

BACA JUGA: Banjir di Musim Hujan, Waspadai Hipotermia!

Sakit kepala
Pegal di sekitar mata atau belakang mata
Nyeri sendi
Nyeri otot dan tulang
Ruam di kulit
Perdarahan seperti mimisan, gusi berdarah, bintik-bintik merah di kulit, lebam
Demam berdarah wajib diberi antibiotik?
Antibiotik kerap dianggap sebagai obat dewa. Padahal tidak semua penyakit membutuhkan antibiotik. “Obat antibiotik hanya diberikan bila ada infeksi oleh bakteri. Sementara demam berdarah merupakan infeksi virus,” kata dr. Resthie.

Demikian juga infeksi yang disebabkan oleh jamur. Antibiotik tidak bisa menangani infeksi jamur. Jika tetap diberikan, infeksi bisa terus terjadi dan tidak sembuh-sembuh.

Fogging cukup untuk mengatasi demam berdarah?
Jelas mitos. Nyamuk Aedes aegypti sangat mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan. Hal itu membuatnya tidak mudah mati dengan fogging saja. Demi mengendalikan nyamuk demam berdarah, basmilah nyamuk serta jentik-jentiknya.

Program pemerintah untuk mencegah demam berdarah adalah dengan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN). Bukan hanya nyamuk yang diberantas, melainkan juga telur dan tempat mereka bersarang.

Minum larutan mengandung elektrolit mampu meringankan demam berdarah?
Ya, ini adalah fakta. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menganjurkan pengidap demam berdarah untuk minum cairan elektrolit setidaknya lima gelas ukuran sedang per hari selama sakit. Selain itu, cairan isotonik, susu, hingga air putih bisa Anda minum untuk mencegah syok, salah satu komplikasi demam berdarah.

Minum jus jambu mampu tingkatkan trombosit?
Jangan tertipu dengan mitos yang satu ini! Faktanya, setelah 7-10 hari sakit, demam berdarah akan sembuh dengan sendirinya. Trombosit mulai naik perlahan-lahan setelah lima hari sakit. Penelitian menyebutkan bahwa jus jambu tidak mempercepat naiknya trombosit, namun tetap boleh dimakan untuk meningkatkan daya tahan tubuh.

Pahami fakta dan mitos di atas agar Anda tidak salah kaprah dengan demam berdarah. Jika kondisi semakin menurun dari hari ke hari, segeralah periksa ke dokter guna mendapatkan penanganan medis yang lebih profesional.(RS/ RVS/klikdokter)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Cegah Anak Tertular Demam Berdarah dengan 3 Cara Ini


Redaktur & Reporter : Yessy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler