Antisipasi Gelombang Ketiga Covid-19, IDI Minta Perketat Penjagaan Pintu Masuk Indonesia

Sabtu, 09 Oktober 2021 – 16:18 WIB
Tangkapan layar Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB-IDI) Daeng M Faqih saat menjadi pembicara dalam agenda konferensi pers Seruan Kebangsaan yang dilaksanakan secara virtual dan dipantau dari Jakarta, Rabu (18/8/2021). ANTARA/Andi Firdaus

jpnn.com, SEMARANG - Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Daeng M. Faqih meminta Satuan Tugas Pengananan Covid-19 dan pemerintah memperketat penjagaan di bandara yang merupakan pintu masuk ke Indonesia dari luar negeri.

Menurut Daeng, hal itu perlu dilakukan untuk mencegah risiko terjadinya gelombang ketiga Covid-19

BACA JUGA: COVID-19 Ternyata Punya Sisi Positif di Bidang Kesehatan, ini Dia

Dia mengingatkan pemerintah jangan sampai kecolongan. 

Daeng mengatakan bahwa hal itu perlu menjadi kewaspadaan apabila berkaca pada masuknya Covid-19 varian Delta yang juga berasal dari luar negeri.

BACA JUGA: Antisipasi Gelombang Ketiga Covid-19, Anies Andalkan Pakar, Kemenkes Punya Cara Lain

"Satgas Covid-19 dan pemerintah harus menjaga pintu-pintu masuk ke Indonesia, jangan sampai kecolongan," kata Daeng saat pelantikan pengurus IDI Jawa Tengah di Semarang, Sabtu (9/10).

Dia menuturkan epidemiolog memprediksi akan terjadi gelombang ketiga atau keempat Covid-19 yang mengancam Indonesia. 

BACA JUGA: Diah Pitaloka Berharap Program Kemensos Santuni Anak Korban Covid-19 Terus Berlanjut

Daeng mengatakan melihat kondisi saat ini, terdapat beberapa daerah yang mengalami peningkatan level pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM). Selain itu, lanjut dia, ditemukan pula kasus Covid-19 pada ajang PON XX Papua.

Daeng menyatakan kondisi tersebut patut diwaspadai dan menjadi perhatian bersama.

Oleh karena itu, dia mengimbau protokol kesehatan ketat terus diterapkan dalam berbagai kegiatan masyarakat.

Selain itu, Daerah mendorong percepatan vaksinasi agar bisa tercapai di atas 70 persen di akhir tahun ini.

Saat ini, kata dia, vaksin terhadap tenaga kesehatan hampir tuntas diberikan.

Sementara, lanjut dia, untuk booster vaksin bagi masyarakat umum, juga perlu diberikan.

"Saat ini untuk masyarakat umum memang masih difokuskan pada suntikan pertama dan kedua," katanya.

Menurutnya, jika capaian vaksinasi sudah mencapai 50 hingga 70 persen penduduk, maka booster vaksin bagi masyarakat umum bisa mulai diberikan. (antara/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler