Antisipasi Lonjakan Kasus, Satgas Covid-19 Minta Masyarakat Patuhi Karantina Mandiri

Sabtu, 29 Mei 2021 – 13:01 WIB
Prof Wiku Adisasmito. Foto: diambil dari covid19goid

jpnn.com, JAKARTA - Satgas Penanganan Covid-19 melihat perkembangan kasus Corona dalam beberapa hari terakhir menunjukkan penambahan kasus. Karena itu, semua pihak diminta untuk bersiaga.

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan peningkatan jumlah kasus pascaidulfitri harus diikuti kesiapsiagaan pemerintah pusat, daerah, dan masyarakat menghadapi potensi lonjakan.

BACA JUGA: Lebaran Berlalu, Terbentuk Klaster-Klaster Baru, Satgas COVID-19 Mengeluarkan Instruksi

Hal yang perlu diwaspadai adalah peningkatan keterisian tempat tidur atau bed of ratio (BOR) di rumah sakit rujukan Covid-19.

Melihat data, kasus aktif kembali meningkat mencapai 98.704 kasus (5,47 persen) dan pasien meninggal kini sudah di angka 50.100 kasus (2,77 persen). Per 28 Mei 2021, kasus baru positif bertambah 5.863 kasus dalam sehari dengan kesembuhan kumulatif 1.654.557 orang (91,7 persen).

BACA JUGA: MA Cs Sudah Ditangkap, Lihat, Dikawal Polisi Bersenjata

Wiku mengatakan potensi kenaikan kasus masih dapat terjadi jika melihat data mobilitas penduduk yang melakukan pergerakan di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek).

"Baik yang keluar dan kembali ke wilayah Jabodetabek sejak pengetatan perjalanan pada 22 April hingga pascalebaran pada 17 Mei 2021," kata dia di Graha BNPB, Jumat (28/5).

BACA JUGA: Ekspor Kendaraan Bodong Terbongkar, Irjen Luthfi Akui Dugaan Keterlibatan Oknum Polisi

Berdasarkan grafik, Satgas Covid-19 mencatat peningkatan cukup tajam terjadi periode pengetatan perjalanan di tanggal 27 April-5 Mei saat diberlakukannya kebijakan pengetatan sebelum peniadaan mudik diberlakukan (6-17 Mei). Bahkan saat peniadaan mudik, masih terjadi peningkatan, meskipun tidak signifikan seperti sebelumnya.

Sementara pascaidulfitri, terjadi peningkatan signifikan pada pergerakan penduduk dari luar menuju masuk Jabodetabek. Hal ini menggambarkan situasi arus balik dari tujuan mudik ke Jabodetabek.

Puncak pergerakan penduduk terlihat paling tinggi pada 17 Mei. Berdasarkan pergerakan ini, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar masyarakat Jabodetabek memutuskan tetap bepergian selama periode libur Idulfitri.

"Meskipun sudah diberlakukan peniadaan mudik dan pengetatan mudik. Potensi lonjakan kasus dapat terjadi, karena orang-orang yang pulang dari bepergian memiliki kemungkinan membawa virus dari tempat asal ke tempat tujuan kembali, dalam hal ini wilayah Jabodetabek," lanjutnya.

Untuk itu warga yang baru pulang bepergian dianjurkan melakukan karantina mandiri 5x24 jam. Pos komando (posko) dalam hal ini berperan penting memastikan karantina mandiri selesai dilakukan. Agar posko berjalan, pemda harus memantau jalannya operasional dan fungsi posko.

"Posko berperan penting memantau karantina mandiri, dan memantau kasus positif baru yang ditemukan di wilayahnya agar dapat ditangani sedini mungkin," pungkas Wiku. (tan/jpnn)


Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler