jpnn.com, TEGAL - Mengantisipasi penyebaran virus corona, emerintah Kota Tegal, Jawa Tengah, menutup sekitar 50 titik ruas jalan perbatasan yang menjadi akses keluar dan masuk arus lalu lintas di wilayah itu.
Wali Kota Tegal Dedy Yon Supriyono di Tegal, Jumat (27/3), mengatakan akses keluar masuk Kota Tegal dengan beton movable concrete barrier (MBC) akan diberlakukan mulai 30 Maret 2020 hingga 30 Juli 2020.
BACA JUGA: Breaking News: Perdana Menteri Inggris Positif Terjangkiti Corona
"Kami minta warga harus bisa memahami kebijakan yang saya ambil. Keputusan ini memang dilematis, namun warga harus bisa memahami karena hal ini untuk kebaikan bersama," ujarnya.
Ia mengatakan pertimbangan pemkot melakukan penutupan akses tersebut sebagai upaya mencegah penyebarang virus Corona masuk ke daerah itu.
BACA JUGA: Cegah Corona, Prabowo Menginstruksikan Jajaran Kemenhan Tidak Mudik
"Sudah ada pasien positif virus Corona sehingga Kota Tegal masuk zona merah darurat Corona. Sebagai bentuk kepedulian pemkot akan memberikan bantuan sosial khususnya bagi masyarakat kecil atau miskin," ucapnya.
Selain menutup akses masuk masyarakat ke dalam Kota Tegal, kata dia, pemkot akan melakukan pemadaman lampu jalan protokol pada malam hari khususnya pada waktu banyak masyarakat masih berkumpul.
BACA JUGA: Update Corona 27 Maret 2020: Sudah Ada 1.046 Kasus, Korban Jiwa 87
Hingga Kamis (26/3) Dinas Kesehatan Kota Tegal mencatat ada 41 orang dalam pantauan (ODP), 13 pasien dalam pengawasan (PDP) yang dirawat di rumah sakit Kota Tegal, 1 orang PDP meninggal dunia, serta 1 pasien positif COVID-19.
Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Tegal Kota AKP Bakti Bahtiar mengatakan saat ini sebagian kendaraan baik dari arah timur (Semarang) menuju Jakarta atau sebaliknya dialihkan ke jalan lingkar utara (Jalingkut).
"Arus lalu lintas masih terpantau lancar. Namun, untuk penyekatan arus lalu lintas masih dipelajari karena kami masih menunggu perintah dari pemkot," katanya.
Ia menambahkan dengan kategori sebagai zona merah COVID-19, warga diimbau tetap berada di rumah saja (stay at home), jaga jarak (social distancing), membatasi kerumunan, dan kontak dengan warga luar. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Fajar W Hermawan