Antisipasi Penyebaran PMK, Kementan Imbau Peternak Ikuti Langkah Ini

Senin, 30 Mei 2022 – 22:50 WIB
Kementerian Pertanian mengimbau kepada masyarakat, khususnya para peternak untuk melakukan langkah ini. Foto: ANTARA/Destyan Sujarwoko

jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan mengimbau kepada masyarakat, khususnya para peternak untuk melakukan langkah pencegahan sebagai antisipasi penyebarluasan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).

Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Kesehatan Hewan Nuryani Zainuddin dalam siaran tertulisnya pada Senin (30/5).

BACA JUGA: Berkolaborasi dengan Pemprov Jateng, Kementan Pastikan Hewan Kurban Sehat

Nuryani mengatakan para peternak untuk tidak memasukkan ternak baru, terutama dari daerah wabah dan membatasi lalu lintas orang yang keluar masuk lokasi kandang.

"Bagi peternak yang hewannya sudah ada yang terinfeksi agar memastikan ternaknya tidak ke mana-mana. Tetap tinggal dikandang agar tidak menulari ke peternakan lain," ujar Nuryani.

BACA JUGA: Kementan Perkuat Sinergi dengan Instansi untuk Jaga Pangan Nasional

Dia menambahkan, penyemprotan kandang, kendaraan, peralatan dan perlengkapan kerja dengan disinfektan perlu dilakukan secara rutin.

Kemudian peternak diimbau tidak menjual ternaknya yang sakit karena tingkat kematian pada hewan dewasa relatif rendah (1–5%), walau pada ternak berusia muda bisa lebih tinggi.

BACA JUGA: Bupati Sukoharjo Dukung Penuh Upaya Kementan Berdayakan Petani Milenial di Daerah

Lebih lanjut, dia menyarankan agar para peternak melakukan upaya untuk meningkatkan imunitas ternak dengan memperbaiki mutu pakan dan memberikan terapi supportif, obat hewan seperti vitamin dan mineral.

"Perlu diingat bahwa PMK bukan zoonosis,tetapi sangat mudah menular ke sesama hewan berkuku genap seperti sapi, kerbau, domba, kambing dan babi serta hewan berkuku belah lainnya," ungkap Nuryani.

Partikel virus ditemukan pada udara yang dihembuskan hewan terinfeksi, air liur, susu, urine, tinja, semen, hingga cairan yang dikeluarkan saat ternak keguguran.

"Virus PMK dapat masuk ke tubuh hewan melalui kontak langsung dengan hewan terinfeksi terutama melalui aerosol," paparnya.

Nuryani mengimbau agar para peternak segera melaporkan kepada petugas peternakan setempat jika ada ternak yang menunjukkan gejala klinis mengarah pada PMK.

Seperti muncul lepuh atau vesikel dan/atau erosi kulit di bagian hidung, lidah, bibir, di dalam rongga mulut baik di gusi maupun pipi bagian dalam, di sela kuku dan di ambing.

Dia menjelaskan, tanda klinis lain yang sering ditemukan, yakni demam sekitar 40°C, depresi, hipersalivasi atau keluarnya air liur secara berlebihan, penurunan nafsu makan dan berat badan serta produksi susu.

"Peran dari para peternak untuk turut serta membantu mencegah penyebaran PMK dengan mengikuti petunjuk dan saran dari para petugas kita di lapangan akan sangat membantu keberhasilan penanganan PMK ini," pungkas Nuryani. (jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Terjangkiti PMK, Satu Sapi Mati


Redaktur : Dedi Sofian
Reporter : Dedi Sofian, Dedi Sofian

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler