Antisipasi Subvarian Baru Omicron, Pemda Diminta Melakukan Ini

Minggu, 19 Juni 2022 – 22:15 WIB
Pengamat kebijakan publik dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Dr. Slamet Rosyadi. ANTARA/Wuryanti Puspitasari.

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat kebijakan publik dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Dr. Slamet Rosyadi memberikan saran kepada pemerintah daerah untuk mengantisipasi kenaikan kasus Covid-19 akibat subvarian baru Omicron BA.4 dan BA.5.

Menurut Slamet, pemda perlu mempersiapkan rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan guna mengantisipasi kenaikan kasus Covid-19 akibat subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 tersebut.

BACA JUGA: Subvarian Baru Omicron Mulai Menyebar, Bagaimana Nasib Konser?

"Pemda perlu mempersiapkan RS dan fasyankes guna mengantisipasi subvarian baru Omicron," katanya ketika dihubungi dari Jakarta, Minggu (19/6). 

Pengajar di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unsoed itu mengatakan bahwa RS dan fasyankes di daerah-daerah sudah memiliki pengalaman dalam menghadapi peningkatan gelombang kasus Covid-19 yang pernah terjadi sebelumnya.

BACA JUGA: Soal Omicron Subvarian BA.4 dan BA.5, Mayjen TNI dr. Budiman Bilang Begini

"Dengan demikian menurut saya tidak sulit untuk pemerintah daerah melalui RS dan fasyankes mulai siap siaga mempersiapkan pelayanan dalam rangka mengantisipasi peningkatan kasus Covid-19," katanya.

Slamet juga mengingatkan bahwa kelompok rentan seperti anak-anak, ibu hamil, lansia dan mereka yang memiliki komorbiditas perlu terus meningkatkan penerapan protokol kesehatan guna mencegah potensi paparan virus.

BACA JUGA: Subvarian Baru Omicron Menyebar, DPRD DKI Minta Warga Jangan Panik, Patuhi Prokes

"Walaupun menurut ahli kesehatan subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 ini cenderung menyebabkan tingkat kesakitan yang rendah, namun masyarakat tetap harus waspada karena akan tetap berbahaya bagi pemilik penyakit komorbiditas dan kelompok rentan lainnya," katanya.

Dia mengingatkan perlunya terus memperkuat sosialisasi dan edukasi mengenai protokol kesehatan, serta mengenai manfaat vaksinasi baik dari dosis pertama hingga ketiga atau penguat.

"Sosialisasi dan edukasi tidak boleh kendur, harus terus diperkuat agar masyarakat tidak bersikap euforia mengingat hingga saat ini masih dalam kondisi pandemi Covid-19," katanya.

Dia mengatakan pemda perlu memastikan sosialisasi dan edukasi sampai ke seluruh masyarakat, serta memperkuat pelibatan keluarga dalam kampanye protokol kesehatan.

Sementara itu, seperti diwartakan sebelumnya, pakar kesehatan Prof. Tjandra Yoga Aditama mengatakan penyiapan rumah sakit dan fasyankes perlu dilakukan sejak sekarang guna mengantisipasi kenaikan kasus Covid-19.

"Walaupun sejauh ini persentase yang butuh masuk RS tidaklah besar namun jika jumlah total kasus jadi tinggi maka persentase yang harus masuk RS mungkin saja meningkat. Dengan demikian, kesiapan RS dan fasyankes diperlukan." katanya.

Guru Besar Fakultas Kedokteran UI itu menjelaskan jika memang peningkatan kasus diakibatkan BA.4 dan BA.5 maka sejauh ini gejalanya tidaklah berat, sehingga persentase yang butuh masuk RS tidaklah besar. 

"Sehingga nampaknya dampak pada RS atau fasyankes tidaklah seberat pada waktu Delta yang lalu," kata Tjandra. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Kusdharmadi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler