jpnn.com, JAKARTA - Stasiun Pengisian Bahan Bakar (SPBU) di wilayah Kota Bengkulu tampak ramai tidak seperti biasanya.
Antrean kendaraan untuk mengisi bahan bakar minyak (BBM) bio solar mengular hingga ratusan meter yang mengakibatkan kemacetan di beberapa titik.
Salah satu supir truk yang mengantre di SPBU Rawa Makmur Kota Bengkulu, Gen Hasibuan mengatakan dirinya kesulitan untuk mendapatkan solar di wilayah Bengkulu.
Menurut dia, banyak supir kendaraan besar dan bus harus rela mengantre panjang hingga seharian untuk mendapatkan BBM jenis solar.
"Kami terpaksa bertahan seharian disini untuk mendapatkan solar agar dapat melanjutkan pekerjaan kami," kata Gen seperti dikutip dari Antara, Jumat (25/3).
Gen berharap agar kelangkaan solar tidak berlangsung lama.
BACA JUGA: Masih Banyak yang Tidak Tahu, Pertamax Bukan BBM Subsidi
"Seperti sebelumnya, sebab sangat mengganggu aktivitas pekerjaan yang mengakibatkan perekonomian keluarga menurun," ungkapnya.
Antrean kendaraan membeli BBM jenis solar di SPBU di wilayah Kota Bengkulu dibuka pada pukul 22.00, hal tersebut dilakukan agar tidak terjadi kemacetan.
Sebelumnya, Pemerintah Provinsi Bengkulu akan mengajukan penambahan pasokan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Bio Solar kepada Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas).
Staf Ahli Gubernur Bengkulu Bidang Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan, M. Ikhwan, mengatakan hal tersebut dilakukan guna mencukupi kuota BBM bio solar di Provinsi Bengkulu.
Sebab, tahun ini terjadi pengurangan kuota BBM jenis Bio Solar dari pusat ke Provinsi Bengkulu. Pengurangan BBM jenis Bio Solar sebanyak sekitar 15 persen untuk pemerintah Provinsi Bengkulu dari jatah BBM pada 2021 yaitu sebanyak 14,9 ribu kilo liter (KL).
"Kami akan segera mengajukan permohonan untuk penambahan kuota BBM jenis bio solar ini ke BPH Migas," ujarnya.(antara/jpnn)
BACA JUGA: Antisipasi Kelangkaan, Mulyanto Minta Pertalite Jadi BBM Penugasan
BACA JUGA: Kisah BM Diah, Sosok Wartawan yang Memungut Teks Proklamasi Asli dari Tempat Sampah
Redaktur & Reporter : Elvi Robia