Australian National University (ANU) mengeluarkan pernyataan meminta maaf kepada 300 mahasiswa yang sebelumnya diberitahu jika mereka semua mendapat hukuman dengan pengurangan nilai tugas akhir, setelah ada dugaan mencontek. ANU batalkan pengurangan nilai terhadap 300 mahasiswa, karena tidak menemukan siapa yang melakukan kecurangan Sebelumnya dosen ANU mengirimkan email mengatakan seluruh mahasiswa tahun ketiga mendapat pengurangan nilai sebanyak 30 persen untuk tugas akhir Asosiasi Mahasiswa Ilmu Komputer menyambut baik pembatalan pengurangan nilai tersebut

 

BACA JUGA: Kumpul-kumpul Terbatas Saat Natal Diperbolehkan di Pantai Utara Sydney

Sebelumnya mahasiswa tahun ketiga kelas sains komputer merasa lega karena masa perkuliahan di tahun ini sudah selesai.

Namun hari Senin mereka mendapat email dari salah seorang dosen Dr Hanna Kurniawati yang mengatakan nilai tugas akhir mereka dikurangi 30 persen.

BACA JUGA: COVID-19 Akhirnya Sampai ke Antartika, Tak Ada Lagi Benua yang Aman

"Kami menerima laporan adanya pelanggaran akademis besar-besaran yang pelakunya tidak bisa ditemukan," tulis Dr Hanna dalam emailnya.

"Karena itu, kami memutuskan menerapkan hukuman pengurangan 30 persen untuk tugas akhir."

BACA JUGA: Kekecewaan Warga Indonesia di Sydney Setelah Perbatasan Ditutup

Email dari Dr Hanna menimbulkan kekesalan di kalangan mahasiswa, setelah ia meminta mahasiswa untuk tidak mengajukan protes kepada dosen, melainkan seharusnya menyalahkan teman-teman yang dituduh telah berbuat curang.

Keputusan tersebut semakin menambah stress para mahasiswa yang harus belajar di tengah pandemi yang banyak mengganggu kegiatan belajar mereka. ANU mengubah keputusan tapi tetap melakukan penyelidikan

Dalam email yang dikirim sekitar jam 6 sore hari Selasa (22/12/2020), Direktur ilmu Sains Komputer di ANU, Tony Hosking menulis permintaan maaf dan mengatakan keputusan hukuman untuk sekelas telah dibatalkan.

"Universitas meminta maaf atas kebingungan dan stress yang ditimbulkan karena pemberitahuan kemarin," tulis Prof Hosking.

"Kami menyadari pesan itu tidak jelas dan harusnya lebih spesifik. Kami akan belajar dari kejadian ini dan berbuat lebih baik di masa depan."

Profesor Hosking mengatakan pihaknya tidaklah berniat memberikan hukuman kepada semua orang atas tuduhan adanya tindakan plagiat.

Ia juga mengatakan ada bukti mengenai terjadinya pelanggaran akademis besar-besaran dalam tugas akhir ini.

"Kami akan melakukan penyelidikan yang berhati-hati dan mendalam mengenai bukti pelanggaran akademis ini." Photo: On Facebook, students complained about the decision to penalise an entire class for alleged misconduct by some students. (ABC News)

 

Presiden Asosiasi Mahasiswa Ilmu Komputer ANU, Felix Friedlander mengatakan ia menyambut baik jika masalah ini diselesaikan dalam waktu cepat.

"Insiden ini menunjukkan jika di tengah banyaknya pelanggaran akademis, tindakan mengurangi nilai bisa menjadi hukuman bagi mahasiswa yang jujur," kata Felix.

"Untuk sekarang, ini merupakan hasil akhir positif bagi mahasiswa di jurusan."

Felix juga mengatakan pentingnya agar tuduhan kecurangan tersebut diselidiki secara adil dan mendalam.

Artikel ini diproduksi oleh Sastra Wijaya dan lihat beritanya dalam bahasa Inggris di sini.

BACA ARTIKEL LAINNYA... 53 Hari Bebas COVID-19, Melbourne Kembali Kebobolan

Berita Terkait