JAKARTA - Hubungan diplomatik RI-Malaysia yang memanas seolah luruh saat mantan Wakil Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim berbicara dalam sebuah forum kemarin (26/9)Isu yang sangat sensitif itu terasa ringan karena disisipi berbagai joke yang terlontar secara spontan.
Anwar mengakui tidak memiliki pertalian darah dengan Indonesia
BACA JUGA: Indonesia Siapkan Pertemuan Kinabalu II
Meski begitu, tokoh oposisi tersebut berkeyakinan bahwa ikatan serumpun dua itu negara, RI-Malaysia, tidak akan lunturHadir sejumlah tokoh
BACA JUGA: Hyundai Tarik Ratusan Ribu Sedan di AS
Di antaranya, mantan Menperin Fahmi Idris, mantan Mensesneg era Gus Dur Bondan Gunawan, Marwah Daud Ibrahim, Wanda Hamidah, Faisal Basri, Sukardi Rinakit, Fadjroel Rachman, Soegeng Sarjadi, dan Ketua Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Jumhur Hidayat.Anwar menyebut, RI memiliki babad Tanah Jawi
BACA JUGA: Publikasikan Kesadisan, Takuti Lawan
Dalam kitab tersebut dijelaskan, sejarah melayu berawal dari munculnya Sang Sapurba yang turun dari kahyangan di Bukit Seguntang, Mahameru"Lokasinya itu di Sumatera (Selatan, Red), bukan di semenanjung tanah MelayuArtinya, semua berasal dari rantau iniJadi, mana mungkin kita bisa dipisahkan," ujar Anwar.Dia juga menyebut akar bahasa Indonesia adalah bahasa MelayuMeski mayoritas orang Indonesia bersuku Jawa, itu telah menjadi kesepakatan dalam Sumpah Pemuda"Memang kata seronok yang bagi kami adalah happy teramat sangat, bagi Soegeng itu lain," candanya.
Soegeng Sarjadi yang disentil langsung tertawaKata seronok di Indonesia memang bermakna negatif, yakni perilaku yang tidak baik dan cenderung porno.
Anwar melanjutkan, sosok Soekarno-Hatta sangat dikagumi di Malaysia sebagai tokoh nasionalis yang hebatBegitu juga MNatsir dan Buya Hamka"Mereka bukan sekadar ulama IndonesiaTapi, sudah menjadi ulama kamiSaya tidak sebut (lagu) Rasa Sayange ya," katanya, lantas tersenyumKlaim lagu Rasa Sayange oleh Malaysia memang memicu gejolak di Indonesia"Bagi saya, Rasa Sayange ini lagu kamiTapi, saya tahu berasal dari Indonesia," imbuh Anwar yang langsung disambut riuh tawa puluhan peserta diskusi.
Menurut dia, untuk menenangkan keadaan dua negara tersebut, diperlukan saling pengertian antar pimpinan politikDia menceritakan, semasa menjadi wakil PM Malaysia pada 1993"1998, dirinya juga pernah memulangkan TKI ilegalSaat itu, pengangguran tengah meningkat di Malaysia sehingga secara psikologis, rakyat Malaysia kurang senang dengan TKI ilegal.
Di tengah tekanan politik dalam negeri, Anwar mengatakan langsung menelepon Habibie yang saat itu menjabat WapresHabibie meminta TKI ilegal tersebut tidak diperlakukan kasar"Kalau tidak permitted, jangan diapa-apakanBalikkan saja dengan baik-baik," ujar pria kelahiran Cherok Tok Kun, Malaysia, 10 Agustus 1947, ituTak lama kemudian, sebuah kapal perang milik TNI-AL merapat dan membawa pulang 400 TKI"Jadi, saya tidak rampas hak mereka atau cambuk merekaMinggu depan mereka masuk lagi lewat perbatasan, itu soal lain," kata Anwar.
Belajar dari pengalaman itu, Anwar menyarankan agar pertemuan di tingkat pimpinan tertinggi RI-Malaysia lebih sering diadakanTidak sebatas pada isu-isu lunak dan basa-basi diplomasiMelainkan langsung masuk ke isu strategis, mulai TKI sampai soal perbatasan"Sebut (permasalahannya, Red) dengan jelas," katanya.
Suami Wan Azizah Ismail itu juga mengklarifikasi bahwa sikap arogan dan meremehkan kelompok lain yang muncul di Malaysia sebenarnya tidak mewakili sikap mayoritasSebaliknya, rakyat Malaysia justru sangat malu setiap mendengar kabar adanya pemerkosaan atau penyiksaan dari majikan di Malaysia terhadap TKI.
Apalagi, kata Anwar, pada masa lalu, ribuan dokter dari Indonesia pernah dikirim untuk membantu MalaysiaWalaupun Indonesia saat itu juga masih kekurangan"Jadi, tidak benar mayoritas rakyat Malaysia tidak suka IndonesiaIni hanya kelompok kecil," tegasnya.
Secara blak-blakan, dia menyebut bahwa rezim penguasa di Malaysia, yakni UMNO, ikut memanfaatkan isu ketegangan RI-Malaysia"Kalau UMNO mengesankan Malaysia terancam, ini dongeng baru, ini tidak benar," kata Anwar.
Realitas politik itu diperparah oleh media Malaysia yang hanya memperlihatkan sosok negatif IndonesiaMulai soal kerusuhan, kemiskinan, hingga pengusiran TKI"Mahkamah Konstitusi atau KPK, tak ada pembahasan sama sekaliSeolah-olah Indonesia ini corrupt sekali," ceritanya
Padahal, sambung Anwar, praktik korupsi juga merajalela di Malaysia"Tapi, korupsinya lebih canggih karena pakai cara InggrisKalau Indonesia, masih pakai cara Belanda," candanya.
Anwar yang kini tengah berjuang untuk kursi PM Malaysia berjanji tidak akan melindungi pelaku kekerasan terhadap TKI bila nanti terpilihApa pun posisi dan pengaruh dari pelakunya"Jaminan saya rule of lawYang melakukan itu harus diambil tindakan tegas," katanya.
Saat memberikan sambutan, Soegeng Sarjadi melontarkan political joke yang agak sensitif menyangkut lagu kebangsaan MalaysiaLagu berjudul Negaraku itu diduga hasil jiplakan lagu Indonesia berjudul Terang Bulan yang muncul sejak 1930-anBahkan, lagu tersebut sudah populer pada 1945Sementara itu, Malaysia baru merdeka pada 1957
"Kalau mau mengambil lagu kebangsaan, masih banyak yang lebih bagusMau mengambil saja kok memilih yang seperti ituKan, ada Padamu Negeri misalnya," kata Soegeng, lantas tersenyum lebar(pri/kuh/c6/agm)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Malaysia Deportasi Teroris Keturunan Indonesia ke Singapura
Redaktur : Tim Redaksi