Anwar Tuding Pemerintah Tilep Pajak

Kamis, 15 Januari 2009 – 19:30 WIB
JAKARTA - Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Anwar Nasution menuding pemerintah senang 'menilep' pajakIni dilihat pada laporan pajak NPWP maupun ekspor yang tidak berdasar.

"Ada yang aneh dengan laporan Ditjen Pajak, masak dalam sebulan wajib pajak yang mendaftarkan diri untuk memperoleh Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) bisa meningkat dari 2,5 juta menjadi 10 juta

BACA JUGA: PP 78/2007 Belum Efektif Redam Pemekaran

Dapat angka dari mana itu, kan tidak mungkin para sopir atau pembantu punya NPWP
Memang pemerintah itu suka menambah-nambah data," kritik Anwar saat konfrensi pers di Gedung BPK RI, Kamis (15/1).

Ditegaskannya, berdasarkan rekap BPK, pemilik NPWP yang sudah terdaftar sebanyak 13,1 juta orang

BACA JUGA: Mantan Sekda DKI Diperiksa KPK

Hanya saja yang efektif mengirimkan surat pembayaran tagihan (SPT) hanya 3,5 juta orang atau 1,5 persen dari jumlah penduduk Indonesia
"Jelaskan, kalau jumlah wajib pajak kita masih rendah, hanya 3,5 juta dan bukan 10 juta," ujar Anwar.

Dia pun menyayangkan adanya larangan untuk memeriksa pajak

BACA JUGA: Dana Perimbangan Telat, Korupsi Marak

padahal dengan pemeriksaan, BPK bisa melihat efektifitas penggunaan keringanan pajak bagi upaya pembangunan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja"Terus terang saja dengan adanya pembatasan pemeriksaan sektor pajak, BPK hanya bisa menfokuskan pemeriksaan pada sebagian pengeluaran negaraSedangkan penerimaan negara dari pajak tidak bisa dilakukan," tandasnya.

Seperti diketahui Ditjen Pajak menyebutkan, potensi penambahan wajib pajak (orang kaya, red) baru ada sekitar enam ribu orangDitjen Pajak sendiri menargetkan bisa merangkul 10 juta wajib pajak yang mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP.  Target tersebut termasuk pada wajib pajak yang sudah memperoleh NPWP, namun tidak melaporkan kewajiban pajaknya dengan benar(esy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Gorontalo Raih Penghargaan BPK


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler