jpnn.com - TARAKAN – Wacana pengalihan pengelolaan Bandara Juwata Tarakan dari Kementerian Perhubungan kepada PT Angkasa Pura II (Persero) tampaknya mulai serius.
Dewan komisioner PT Angkasa Pura II telah menyatakan akan menjadikan Bandara Juwata Tarakan sebagai rekrutan ke-14 bandara yang mereka kelola. Mereka tentu punya alasan untuk mengelola bandara terbesar di Kalimantan Utara ini.
BACA JUGA: Dahlan Iskan Minta AP II Poles Bandara Soetta
“Terus terang, Bandara Juwata Tarakan ini sedang dilirik oleh nasional dan investor di bidang perhubungan udara. Karena seperti yang saya katakan kemarin, letak strategisnya yang berada di tengah-tengah Indonesia dan di perbatasan. Selain itu, Kalimantan Utara sebagai provinsi baru mempunyai mobilitas yang tinggi. Nah, bandara ini sarana utamanya,” kata M. Iksan Tatang, Komisaris Utama PT Angkasa Pura II kepada Radar Tarakan (grup JPNN), Minggu (3/5).
Iksan Tatang sendiri telah menjelaskan prosedur singkat pengelolaannya. Yakni, Gubernur Kaltara menyatakan langsung ke Kementerian Perhubungan agar bandara kelas 1 khusus ini dikelola oleh PT Angkasa Pura II. Tentu, hal-hal berkaitan dengan keadministrasian perlu dilengkapi sebagai syarat.
BACA JUGA: Dahlan Iskan: Deviden Freeport Belum Ada Perkembangan
“Lalu, semua sudah oke, kita teken, kami siap mengelolanya. Pengelolaan yang bagaimana" Ya kami kembangkan, terminalnya, infrastrukturnya, dan macam-macam,” jelas Iksan.
Namun, yang paling membuat dewan komisaris PT Angkasa Pura II ini tertarik adalah wacana intramodal airport system yang digagas oleh Otoritas Bandara Juwata Tarakan. Artinya, pihak Otban Juwata Tarakan akan membuka jalur laut dengan memanfaatkan Sungai Karang Anyar Pantai sepanjang 500 – 750 meter di dekat terminal baru bandara yang terhubung langsung ke pesisir.
BACA JUGA: Penundaan Akuisisi BTN Bebankan Pemerintahan Baru
Ini diyakini akan mempermudah masyarakat dari luar Tarakan seperti Bulungan dan lainnya, sehingga yang ingin berangkat dengan menggunakan pesawat bisa langsung ke bandara. Untuk itu, didalam area bandara nanti akan dibangun pelabuhan laut agar speedboat bisa bersandar.
Iksan menilai ini merupakan ide yang sangat brilian. Walaupun sebelumnya sudah ada beberapa bandara yang mengusung sistem intramodal ini. Yaitu, pengembangan Bandara Soekartno Hatta, Cengkareng, Jakarta, pada tahun 2016. Berdasarkan Soekarno Hatta Grand Design, Iksan menjelaskan nantinya akan dibangun jalur lintasan kereta api langsung menuju ke terminal.
Jalur ini nantinya ada 2, yaitu jalur commuter line, dari Manggarai – Tanah Abang – Duri – Tangerang – Bandara dan jalur Express, dari Manggarai – Tanah Abang – Duri – Pluit – sejajar jalan tol airport – bandara.
Dan yang paling mengesankan lagi, akan terhubung dengan jalur monorail dari Serpong ke Bandara Soekarno Hatta.
Dalam sebuah kesempatan, Menteri BUMN, Dahlan Iskan, juga sudah meminta Iksan Tatang untuk segera mempercepat pengembangannya karena melihat dampak signifikan yang akan terjadi di era global kedepan.
“Artinya bisa dibilang ini akan menjadi tren terbaru pengembangan bandara di Indonesia, yaitu dengan sistem intramodal. Dan itu semua lewat pengelolaan PT Angkasa Pura II dengan menggunakan APBN,” tuturnya.
“Nah, kalau untuk jalur laut, terus terang ini belum ada di Indonesia, baru ada di Tarakan. Ini sangat luar biasa sekali, brilian sekali idenya pak Syamsul (Kepala Bandara Juwata Tarakan) ini. Saya yakin, Kaltara akan bisa menjadi semakin berkembang. Saya juga optimis ini bisa. Karena kalau misalnya memungkinkan, kenapa tidak dilaksanakan?” tutur mantan Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Udara (Set Ditjenhub Udara) ini.
Ini juga nantinya akan berdampak secara khusus untuk sektor perekonomian dan kepariwisataan daerah. Karena, pengembangan tersebut akan mempromosikan Kaltara dan kabupaten kotanya. Sehingga hal tersebut akan menyedot minat investor untuk berinvestasi di Kaltara.
Iksan pun berharap kepada pemerintah provinsi dan pemerintah kota Tarakan termasuk Kepala Bandara Juwata Tarakan agar dapat menindak lanjuti serius hal ini. Karena Tarakan dan Kaltara sedang dilirik oleh dunia investor domestik maupun mancanegara. Namun, karena ide ini tercetus oleh Syamsul Banri, maka Kabandara Juwata ini lah yang harus mulai beraksi.
“Sehingga menurut saya, tipe-tipe seperti beliau yang punya kreatifitas dan dinamis inilah yang seharusnya bisa dimanfaatkan oleh pemerintah daerah Kaltara dan Tarakan,” tuntasnya.(*/izo)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bursa Filipina Salip Indonesia
Redaktur : Tim Redaksi