jpnn.com - Industri hiburan Hollywood mencatat satu peristiwa besar, Kamis (14/12). Walt Disney Studios resmi mengakuisisi kerajaan hiburan 21st Century Fox dengan nilai USD 52,4 miliar (Rp 711 triliun).
Ini membuat Disney yang sebelumnya sudah menguasai Pixar, Marvel Studio dan LucasFilm, menjadi salah satu kekuatan paling besar di Hollywood.
BACA JUGA: Gabung Keluarga Disney, Deadpool Bakal Tetap Brutal
Namun, perjanjian ini tak sepenuhnya bagus bagi penggemar dan industri film sendiri. Ini sisi baik dan buruk penjualan Fox ke Disney:
The Good
Tidak semua film Disney sukses di pasaran. Namun, jauh lebih banyak yang berhasil ketimbang yang gagal. Di bawah Disney, Fox bisa menghasilkan film-film dengan tema mampu membuat orang mau datang ke bioskop.
BACA JUGA: Disney Gelontorkan Rp 711 T untuk Beli 21st Century Fox
Disney kini juga berhak atas Fox Searchlight, perusahaan distribusi film yang produknya sering memenangi penghargaan. Tiga filmnya, Slumdog Millionaire, 12 Years a Slave, dan Birdman, berhasil menjadi pemenang Film Terbaik Oscars.
Masih ada beberapa judul lain yang masuk nominasi kategori bergengsi Academy Awards itu. Tahun ini saja, dua filmnya, The Shape of Water dan Three Billboards Outside Ebbing, Missouri, mulai mendominasi daftar nominasi ajang-ajang penghargaan.
BACA JUGA: 5 Alasan Kenapa Coco Layak Ditonton Berkali-kali
The Bad
Disney serta anak perusahaannya tidak terlalu banyak merilis film setiap tahun. Ambil contoh 2017. Rumah produksi tersebut hanya meluncurkan tujuh film, minus Spider-Man: Homecoming yang masih terhitung properti Sony. Seluruhnya ditargetkan sebagai film blockbuster. Kecuali film Born in China yang merupakan proyek dokumenter.
Mengutip Box Office Mojo, sebuah rumah produksi serta anak perusahaannya di Hollywodd merilis 13–16 film per tahun. Tahun ini Fox merilis 11 film. Sementara itu, Fox Searchlight yang fokus pada rilisan indie dan film untuk dewasa mampu mengeluarkan 11 judul film. Temanya pun beragam. Mulai animasi, film indie, drama, hingga film festival.
Yang dikhawatirkan para sineas, Disney enggan menggarap film non-blockbuster. Apalagi film-film bertema anti-mainstream untuk festival. Hal itu diungkap produser Gladiator dan The Great Gatsby Doug Wick. ”Selalu ada kecemasan bahwa kami bakal kehilangan satu pembeli (hak produksi atau distribusi, Red) film,” katanya sebagaimana dikutip The Hollywood Reporter. (fam/c14/ayi)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Seleksi Ratusan Kandidat, Disney Akhirnya Temukan Mulan
Redaktur & Reporter : Adil