jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Maksimus Ramses Lalongkoe menduga Presiden Joko Widodo (Jokowi) tak punya motif politik untuk kepentingan 2024 dengan keputusannya memindahkan ibu kota RI dari Jakarta ke Kalimantan Timur (Kaltim). Ramses meyakini keputusan itu juga tak ada kaitannya dengan nama Gubernur DKI Anies Baswedan yang sudah disebut-sebut sebagai kandidat potensial untuk Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Menurut Ramses, pemindahan ibu kota berkaitan langsung dengan kondisi permasalahan di Jakarta yang makin sulit ditangani. Direktur Eksekutif Lembaga Analisis Politik Indonesia ini menyebut keputusan Jokowi memindahkan ibu kota sebagai upaya mengatasi persoalan di Jakarta.
BACA JUGA: PNS Pusat Ogah Ikut Pindah Ibu Kota, Pemerintahan Bakal Terancam Bahaya
BACA JUGA: PNS Pusat Ogah Ikut Pindah Ibu Kota, Pemerintahan Bakal Terancam Bahaya
"Saya kira kondisi Jakarta yang sangat padat dan tingginya polusi udara memaksa Jokowi memindahkan ibu kota. Bahwa ke depan ada pengaruh politik elektoral, itu hal lain," ujar Ramses kepada jpnn.com, Selasa (3/9).
BACA JUGA: Mahfud MD Bicara Pemindahan Ibu Kota dari Sisi Hukum Tata Negara
Karena itu Ramses mengaku tak melihat adanya motif mengganjal Anies di balik pemindahan ibu kota RI dari Jakarta. "Saya kira kalau Anies mau maju enggak ada masalah, jadi tidak terikat dengan pemindahan ibu kota," ucapnya.
BACA JUGA: Prof Mahfud Komentari Pemindahan Ibu Kota dari Sisi Hukum Tata Negara
BACA JUGA: Belum Ada Investor Tertarik Invetasi di Ibu Kota Baru
Dosen di Universitas Mercu Buana itu menilai pemindahan ibu kota malah bisa menjadi bukti sejauh mana Anies mampu menyelesaikan persoalan yang dihadapi Jakarta saat ini. "Jadi, bila Anies maju maka tidak tergantung pemindahan ibu kota meski nanti sorotannya makin berkurang," pungkas Ramses.(gir/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemindahan Ibu Kota: Bambang Bandingkan Jokowi dengan Bandung Bondowoso
Redaktur & Reporter : Ken Girsang