Apa Kabar Pemilihan Ketum IKA UNPAD? Sabar... 3 Kandidat Masih Musyawarah

Selasa, 19 April 2016 – 23:24 WIB
Yuddy Chrisnandi adalah salah satu calon kuat IKA Unpad 2016-2020. Foto: Dokumen JPNN

jpnn.com - JAKARTA - Anggota delegasi Mubes IX UNPAD dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Wahyu Agung Permana menegaskan, proses pemilihan umum Ketum Ikatan Alumni Universitas Padjadjaran (IKA UNPAD) belum tuntas. 

Pernyataan ini menanggapi adanya informasi yang berkembang di masyarakat seolah-olah proses pemilihan sudah selesai. Padahal realitanya masih menyisakan persoalan.

BACA JUGA: Siap-siap, Istana Mulai Rapat Bahas Panama Papers

"Dapat kami tegaskan informasi yang berkembang di masyarakat tersebut tidak benar. Proses pemilihan Ketua Umum IKA UNPAD secara de jure maupun de facto belum selesai sebagaimana tersurat dalam Berita Acara Penghitungan Suara Ketua Umum IKA UNPAD Periode 2016-2020," ujar Wahyu di Jakarta, Selasa (19/4)

Menurutnya sesuai dengan Berita Acara Penghitungan Suara tersebut, pimpinan Mubes IX IKA UNPAD memandatkan kepada tiga kandidat untuk menyelesaikan tentang kepengurusan IKA UNPAD 2016-2020, paling lambat dalam waktu satu minggu terhitung hari tanggal ditetapkan.

BACA JUGA: Surati Sekretariat Jenderal DPR, PKS Kebut Pergantian Fahri Hamzah

"Proses penghitungan suara pada Minggu (17/4) malam dihentikan karena ada selisih lebih 59 surat suara. Surat suara bodong tersebut tidak dihitung karena melebihi DPT," ungkap Direktur Eksekutif Pilkada watch tersebut.

Disampaikan bahwa total Daftar Pemilih Tetap (DPT) sebanyak 1.542 suara. Perincian hasil perhitungan sementara, Hikmat Kurnia meraih suara sebanyak 546 suara, Ahmad Doli Kurnia sebanyak 455 suara, Yuddy Chrisnandi 530 suara, 11 surat suara tidak sah, serta menyisakan 59 suara yang tidak dihitung. 

BACA JUGA: Waaah...Abu Sayyaf Bakal Tajir

"Karenanya perolehan suara tersebut tidak bersifat final dan mengikat. Sangat prematur apabila ada yang berpandangan kalau proses pemilihan sudah selesai," katanya.

Wahyu mengimbau agar berbagai pihak menahan diri serta memberikan kesempatan kepada ketiga kandidat untuk bermusyawarah. "Hormati keputusan pimpinan Mubes yang memandatkan kepada ketiga kandidat untuk bermusyawarah," tutur Wahyu.

Perolehan suara ketiga kandidat memang bersaing ketat. Mulai dari pembukaan kotak pertama, selisih tiap calon kurang dari 10 suara. Misalnya di kotak pertama, Hikmat meraih 131 suara, Yuddy 118 suara, Doli 92 suara. 

Di kotak kedua, Doli unggul dengan raihan 60 suara. Di kotak ketiga, Hikmat unggul dengan 52 suara. Di kotak keempat, Yuddy unggul dengan 142 suara. Demikian seterusnya, pada kotak kesepuluh ternyata ditemukan kelebihan 59 suara, sehingga penghitungan suara dihentikan.

Berdasarkan fakta dan data yang ada, Wahyu menyayangkan atas ketidakcermatan beberapa media yang memuat pemberitaan tidak berdasarkan realita di lapangan. 

"Pemberitaan yang tidak sesuai fakta bertentangan dengan Pasal 6 butir C, Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers, bahwa Pers Nasional mengembangkan perannya untuk mengembangkan pendapat umum berdasarkan informasi yang tepat, akurat dan benar," pungkas Wahyu.‎ (esy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mega dan SBY Bakal Hadiri Forum Ini, Ketemuan gak ya?


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler