Apa Penyebab Dispepsia? IDI Betun Berikan Informasi Pengobatan yang Tepat, Simak ya!

Jumat, 06 Desember 2024 – 21:38 WIB
Dispepsia merupakan gangguan pencernaan yang ditandai dengan rasa tidak nyaman atau nyeri di perut bagian atas, sering kali disertai dengan gejala lain seperti mual, kembung, dan cepat kenyang. Foto: ilustrasi/dokumentasi jpnn.com

jpnn.com, BETUN - Dispepsia adalah gejala gangguan pencernaan yang berupa rasa tidak nyaman di perut, seperti rasa nyeri ulu hati, kembung, atau perut terasa penuh.

Secara global terdapat sekitar 15-40 persen penderita dispepsia. Setiap tahun keluhan ini mengenai 25 persen populasi di dunia.

BACA JUGA: 6 Buah yang Ampuh Atasi Gangguan Pencernaan Tanpa Efek Samping

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Betun dengan alamat website idibetun.org berperan untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat melalui pelayanan medis yang lebih inovatif serta peningkatan edukasi kesehatan.

IDI Betun menjelaskan penyakit dispepsia ini menjadi sebuah kondisi yang ditandai dengan rasa tidak nyaman atau nyeri di perut bagian atas, sering kali disertai dengan gejala lain seperti mual, kembung, dan cepat kenyang.

BACA JUGA: 7 Manfaat Minum Segelas Air Jahe Saat Sarapan, Gangguan Pencernaan Ini Bisa Diatasi

IDI Betun juga menjelaskan secara rinci terkait diagnosis penderita dispepsia biasanya dilakukan melalui wawancara medis dengan dokter yang mendetail, pemeriksaan fisik.

Jika perlu, pemeriksaan penunjang seperti endoskopi atau ultrasonografi untuk menyingkirkan kemungkinan penyakit serius ini.

BACA JUGA: Tak Mau Kena Gangguan Pencernaan? Hindari 5 Makanan ini

IDI saat ini telah fokus untuk melakukan penelitian lanjutan terkait penyakit dispepsia sertai pengobatan yang tepat bagi penderitanya.

Berikut beberapa penyebab utama dispepsia:

1. Pola makan tidak teratur

Salah satu faktor utama dispepsia adalah makan secara berlebihan atau terburu-buru dapat menyebabkan ketidaknyamanan pada perut.

Selain makanan terburu-buru dan jumlah yang banyak, sering mengonsumsi minuman berkafein, alkohol, cokelat, dan minuman bersoda.

2. Kebiasaan hidup yang tidak sehat

Ada beberapa kebiasaan hidup yang tidak sehat seperti merokok.

Merokok dapat memperburuk kondisi lambung dan meningkatkan produksi asam lambung.

Selain itu, stres berlebihan juga dapat mempengaruhi fungsi pencernaan dan meningkatkan gejala dispepsia.

3. Terinfeksi bakteri

Salah satu bakteri yang dapat menginfeksi adalah Helicobacter pylori.

Infeksi bakteri ini sering kali menjadi penyebab gastritis dan tukak lambung yang dapat berkontribusi terhadap dispepsia.

4. Adanya gangguan kesehatan lain

Dispepsia juga terjadi karena penyakit seperti Gastritis.

Gastritis atau mag adalah peradangan pada dinding lambung yang disebabkan iritasi berlebihan pada lapisan mukosa lambung.

Apa saja obat yang direkomendasikan untuk mengobati gangguan pencernaan dispepsia?

Untuk mengatasi dispepsia, terdapat beberapa jenis obat yang dapat direkomendasikan berdasarkan penyebab dan gejala yang dialami.

Berikut obat-obatan yang umum digunakan mengobati dispepsia:

1. Obat Mylanta

Mylanta adalah obat untuk meredakan gejala akibat kelebihan asam lambung, termasuk pada gastritis, refluks asam lambung, tukak lambung, dan ulkus duodenum.

Obat ini dapat bekerja cepat, tetapi tidak boleh digunakan untuk jangka panjang.

2. Obat Maalox

Maalox digunakan untuk mengobati dispepsia sedang, yang meliputi gejala rasa terbakar di perut atau dada, kembung, dan/atau nyeri akibat gas, terutama yang terjadi setelah makan.

Pengobatan dispepsia harus disesuaikan dengan penyebab dan gejala yang dialami pasien.

Jika Anda mengalami gejala dispepsia secara teratur, penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis yang tepat dan rencana pengobatan yang sesuai. (mrk/jpnn)


Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler