Apabila Terjadi Gempa Lemah Berulang kali Lebih dari 20 Detik, Segera Evakuasi

Sabtu, 03 Oktober 2020 – 20:20 WIB
Ilustrasi gempa. Foto: ANTARA/HO BMKG

jpnn.com, JAKARTA - Ahli Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Danny Hilman menyampaikan, potensi tsunami akibat gempa megathrust sudah pernah disampaikan pada konferensi 2013 di San Fransisco, Amerika Serikat. 

Dipaparkannya, telah diketahui adanya celah seismik di Mentawai dan di Jawa yang menunjukkan ada potensi  megathrust di Selatan Jawa yang juga seperti di Mentawai dengan dengan tsunami yang berpotensi besar.

BACA JUGA: Simak! Ini Cara Menyelamatkan Diri saat Terjadi Tsunami Besar

“Jadi sejak 7 tahun yang lalu sudah pernah disampaikan, sehingga penelitian ini adalah update dari hasil yang lama dengan riset yang kini lebih mendalam," kata Danny, Sabtu (3/10).

"Sekarang sudah ada konfirmasi selain ada di Mentawai, ternyata di selatan Jawa memang ada celah seismik,” sambung kepala Pusat Studi Gempa Bumi Nasional ini.

BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Balasan Keras Din Syamsuddin untuk Istana, Reaksi FPI, Gaji PPPK Menggiurkan

Sementara Abdul Muhari dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengatakan, gejala alam yang mendahului tsunami terkait dengan karakteristik gempa bersifat unik.

Tidak sama antara satu dengan lainnya, sehingga kita tidak bisa memberikan karakteristik secara pasti gempa seperti apa yang pasti akan diikuti tsunami.

BACA JUGA: Antisipasi Dampak Potensi Gempa Bumi dan Tsunami Raksasa, Nih Permintaan BMKG

“Pengalaman kita yang bagus itu ada di Mentawai pada 2007. Ada gempa besar 8.6 (magnitudonya) guncanganya sangat kuat tetapi tsunaminya sangat kecil. Namun, tahun berikutnya 2010 gempanya lemah, tetapi tiba-tiba 8 menit kemudian tsunami 12-15 meter menghantam,” ungkap Muhari.

Lebih lanjut Muhari menyampaikan untuk kesiapsiagaan masyarakat, bahwa gempa yang diikuti tsunami biasanya pelepasan energinya agak lama.

“Jika masyarakat merasakan guncangan gempa, apakah itu lemah ataukah itu keras tetapi guncangannya berasa menerus lebih dari 20 detik. Itu adalah saat yang tepat untuk memulai evakuasi,” tandas Muhari. (esy/jpnn)

 

Jangan Lewatkan Video Terbaru:


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler