jpnn.com - SURABAYA – Direktur Utama PT Amega Development Hadi Wijaya mengatakan, apartemen kini menjadi salah satu instrumen investasi kelas menengah.
Tipe studio dinilai cocok karena ukurannya lebih kecil daripada unit lain. ’’Sebanyak 60 persen di antaranya merupakan tipe studio, 30 persen sisanya tipe loft, dan sepuluh persen dua kamar,’’ jelasnya kemarin (7/11).
BACA JUGA: Data BPS: 7,03 Juta Menganggur
Karena berada di lokasi yang dekat dengan bandara, ketinggian apartemen terbatas. Meski demikian, permintaan terhadap apartemen low rise diyakini tetap tinggi.
Pembeli yang memilih tinggal di apartemen yang jumlah lantainya sedikit punya alasan tertentu. Misalnya, faktor kenyamanan.
BACA JUGA: Jagoan Baru Mitsubishi Irit Bahan Bakar, Ini Buktinya
’’Ke depan, kami kembangkan proyek baru di sekitar sini dan di Surabaya Selatan. Kami juga akan berfokus menggarap low rise apartment dan middle class apartment,’’ tuturnya.
Potensialnya kawasan itu tidak terlepas dari lokasi dan akses serta potensi pengembangan ke depan.
BACA JUGA: Nippon Paint Hadirkan Inovasi Terbaru
’’Mulai dibukanya jalan MERR, pengembangan Terminal 3 Juanda, hingga pengembangan jalur lingkar luar timur (JLLT),’’ ujarnya.
Proyek pertama Amega Development adalah pembangunan apartemen dua tower dengan jumlah 1.136 unit.
Proyek tersebut diambil alih dari pengembang sebelumnya senilai Rp 320 miliar. ’’Hingga sekarang, terjual 500 unit. Kami yakin penjualan terus meningkat,’’ ucapnya.
Karena animo tinggi, Amega berencana mempercepat pembangunan sehingga bisa dilakukan serah terima unit pada 2019.
Pada akhir tahun depan, seluruh unit diharapkan bisa terjual. (res/c5/noe/jos/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Antam Gandeng Perusahaan Tambang Emas Terbesar di Dunia
Redaktur : Tim Redaksi