jpnn.com - JAKARTA - Rapat paripurna DPR kemarin (25/10) berhasil mengesahkan Rancangan Undang-Undang APBN 2014. Di tahun politik, pemerintah mencoba optimistis dalam hal target pertumbuhan ekonomi.
Menteri Keuangan Chatib Basri mengatakan, target pertumbuhan ekonomi 2014 yang dipatok di level 6,0 persen sudah mempertimbangkan berbagai potensi tekanan eksternal akibat gejolak perekonomian global. "Tentu butuh extra effort (upaya ekstra) untuk mencapai itu," ujarnya seusai rapat paripurna di DPR, Jumat (25/10).
BACA JUGA: Tren Rupiah Menguat
Mantan kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) itu mengakui, pada 2014, perekonomian global memang masih akan dibayangi pelemahan. Namun, potensi kuatnya konsumsi domestik serta kinerja investasi diharapkan bisa menjadi motor pendorong ekonomi Indonesia. "Pemerintah akan mengambil kebijakan-kebijakan yang diperlukan untuk mengejar target tersebut."
Namun, sepertinya pemerintah memang harus bekerja ekstra keras untuk merealisasikan optimismenya mencapai target pertumbuhan ekonomi 6,0 persen. Sebab, banyak yang memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2014 berada di bawah 6,0 persen.
BACA JUGA: Pemutusan Kontrak NAA soal Inalum Tertunda
Bank Dunia, misalnya, memproyeksikan ekonomi Indonesia hanya tumbuh 5,3 persen pada 2014. Lalu, Dana Moneter Internasional (IMF) memproyeksikan sedikit lebih baik, yakni 5,4 persen. Sementara itu, Bank Pembangunan Asia (ADB) memproyeksikan ekonomi Indonesia mampu tumbuh 6,0 persen. Bank Indonesia (BI) memberi proyeksi aman 5,8 - 6,2 persen.
Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Ahmad Erani Yustika menilai, pemerintah terlalu optimistis dengan mematok target pertumbuhan ekonomi 6,0 persen pada 2014. "Kalkulasi saya, realistisnya 5,8 persen,"' sebutnya.
BACA JUGA: 11 BUMN Dukung Bandung Juara
Erani mengatakan, dirinya menyangsikan pemerintah bisa bersungguh-sungguh mengawal perekonomian Indonesia saat memasuki tahun politik. Dia menyebut, salah satu faktor yang bakal menghambat laju pertumbuhan ekonomi adalah seretnya penyerapan anggaran, terutama belanja modal.
Ekonom Bank Tabungan Negara (BTN) Agustinus Prasetyantoko juga menilai target pertumbuhan ekonomi 6,0 persen pada 2014 terlalu optimistis. "Kalkulasi saya, realistisnya 5,5-5,8 persen," ujarnya. (owi/c6/sof)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Panja Outsourcing Lahirkan 12 Butir Rekomendasi
Redaktur : Tim Redaksi