'Budget' atau anggaran jadi topik hangat di Australia pekan ini.

Hampir semua media dan warga membicarakannya, karena pada Selasa malam (29/03) Pemerintah Australia mengumumkan rencana anggaran belanja negara untuk tahun keuangan 2022 - 2023.

BACA JUGA: Australia Kembali Melakukan Pemotongan Pajak Penghasilan dan Salurkan Bantuan Tunai

Warga di Australia, termasuk pekerja asing, ingin tahu bagaimana uang dari pajak mereka dikelola dan dibelanjakan oleh Pemerintah, juga apakah mereka akan mendapatkan fasilitas dan pelayanan lebih baik.

'Treasurer' atau bendahara utama negara di Australia, Josh Frydenberg sempat mengatakan jika biaya hidup warga Australia akan jadi prioritas utama dalam anggaran Pemerintah Australia tahun ini.

BACA JUGA: Australia Akan Menerima 16.500 Pengungsi Tambahan Asal Afghanistan Selama Empat Tahun ke Depan

Sebelumnya, sudah banyak keluhan, termasuk di kalangan warga asal Indonesia, yang mengatakan biaya hidup di Australia semakin mahal gara-gara naiknya harga bensin yang sempat mencapai lebih dari AU$2

per liter. Ya, lebih dari Rp20 ribu per liter!

BACA JUGA: Kelompok Usaha Jhonlin Group Dapat Penghargaan dari Kantor Pelayanan Pajak Banjarmasin

Di saat semua media dan orang membicarakan anggaran, akhirnya saya memutuskan untuk melihat berapa uang yang harus dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan pokok selama seminggu untuk saat ini.

Saya memutuskan pergi ke supermarket Woolworths di kawasan pusat kota Melbourne, yang juga banyak dikunjungi mahasiswa internasional, termasuk asal Indonesia.

Di sana saya membeli bahan makanan pokok, seperti beras, minyak goreng, daging, telur, susu, bawang, juga ikan.

Produk yang saya pilih adalah "home brand" atau produk yang diproduksi oleh supermarket, bukan oleh produsen makanan ternama, sehingga harganya bisa lebih murah.

Total belanja makanan saya hari itu adalah AU$40.13 atau lebih dari Rp430 ribu.

Kalau ditambah lagi dengan sabun, 'shampoo', 'snacks' atau yang lainnya pasti jumlahnya akan lebih besar lagi. Untungnya untuk pekan ini saya tidak perlu lagi karena persediaan di rumah masih ada.

Ini daftar belanjaan saya saat itu dan sengaja ada harga per kilogram supaya Anda bisa membandingkannya dengan harga di Indonesia.

Menurut situs Budget Direct, warga lajang di bawah usia 35 tahun, seperti saya, menghabiskan setidaknya AU$122 (Rp1,3 juta) untuk makanan dan minuman dalam seminggu. 

Sementara rata-rata pengeluaran rumah tangga Australia sekitar AU$254.96 atau setara Rp2,7 juta per minggunya.

Belum lagi ditambah dengan biaya lain, seperti menyewa rumah serta tagihan listrik, air, telepon, asuransi, dan yang lainnya.

Sekarang, rasanya menjadi lebih masuk akal jika Pemerintah Australia ingin fokus pada tunjangan biaya kebutuhan sehari-hari warganya, juga pengurangan pajak yang nilainya sebesar AU$420.

Jadi kalau ada anggapan gaji di Australia besar karena gaji per jam-nya termasuk yang paling tinggi di dunia, tapi harus diingat biaya hidup di Australia juga relatif tinggi. Harga makanan di pasar lebih murah

Saya juga sempat membandingkan produk bahan makanan di supermarket dengan harga di pasar tradisional.

Pasar yang saya kunjungi hari itu adalah Queen Victoria Market, salah satu yang paling terkenal dan sering jadi tujuan pariwisata di kota Melbourne.

Di sana, harga bahan makanan, terutama sayur-mayur, memang lebih murah, terutama bila datang di waktu sudah mau tutup.

Harga wortel, misalnya, adalah AU$1.80 per kilogram, dibandingkan dengan AU$2 di supermarket.

Atau brokoli bisa dibeli dengan harga AU$5.99 per kilogram di pasar dibandingkan AU$6.90 di supermarket.

Harga daging ayam bagian dada per kilogram hanya AU$11.50 per kilogram, tapi kalau di supermarket bisa mencapai AU$16. Sewa rumah dan apartemen di Australia

Bila dihitung-hitung, harga sewa tempat tinggal di Australia juga terus naik hampir setiap tahun.

Rata-rata harga sewa tempat tinggal di Australia per minggunya pada tahun 2022 adalah AU$436-499 (Rp4,6-5,3 juta).

Harga sewa rumah di Australia tergantung pada lokasi dan jenis tempat tinggalnya.

Kalau ingin tinggal di pusat kota yang dekat kemana-mana, tentunya harga sewanya lebih mahal dibanding di daerah "suburb" atau pinggiran kota yang punya keterbatasan fasilitas.

Juga ada perbedaan antara menyewa sendirian atau menyewa bersama orang lain.

Karenanya saya lebih memilih untuk menyewa kamar dan berbagi rumah dengan orang lain, atau istilahnya 'shared house', supaya bisa menekan pengeluaran untuk sewa rumah.

Jadi bukan hanya Pemerintah Australia saja yang menghitung dengan teliti anggaran belanja negara, tapi penting juga untuk kita membuat anggaran belanja keperluan hidup sehari-hari.

Situs resmi pemerintah Money Smart memberikan banyak tips secara umum untuk mengelola uang dengan lebih baik, bagaimana cara membuat anggaran hidup, menabung untuk hari tua, bahkan saran untuk mengurangi utang jika kita punya kartu kredit dan lainnya.

BACA ARTIKEL LAINNYA... Upaya Menyusun Panduan Terminologi LGBT dalam Berbagai Bahasa di Australia

Berita Terkait