APBN Tahun Depan Bakal Anti-Krisis

Pemerintah Siapkan Benteng Berlapis

Selasa, 01 November 2011 – 03:03 WIB

JAKARTA - APBN 2012 yang baru saja disahkan DPR telah memuat langkah-langkah untuk mengantisipasi gejolak perekonomian tahun depanDalam UU APBN 2012, terdapat tiga pasal yang mengatur tentang penggunaan dana darurat untuk membeli balik Surat Berharga Negara (SBN), menambah pagu belanja, serta kemungkinan menggunakan pinjaman siaga untuk mengantisipasi krisis pangan.
   
Wakil Menkeu Anny Ratnawati mengatakan dana mitigasi krisis termuat dalam pasal 40, 41, dan 43 UU APBN 2012

BACA JUGA: Nur Pamudji Masih Tunggu SK Resmi

Pemerintah bisa mengajukan dana darurat mitigasi krisis kepada DPR
Dalam waktu 1 kali 24 jam, parlemen sudah harus memberikan keputusan

BACA JUGA: Nur Pamudji Resmi Gantikan Dahlan Iskan



"Walaupun kita berharap seluruh pasal ini tidak digunakan, tapi ada landasan legal jika kita membutuhkan ketika terjadi gejolak," kata Anny di Kantor Kemenkeu, Jakarta, Senin (31/10).

Menurut dia, gejolak perekonomian dunia harus dimitigasi, terutama kemungkinan adanya koreksi pertumbuhan ekonomi
Ia mengatakan, antisipasi krisis saat ini sudah lebih siap dibandingkan pada 2008 dan 2009

BACA JUGA: RI Stop Ekspor Rotan untuk Girahkan Industri di Daerah

"Karena kita sudah tahu jauh-jauh hari, sehingga bisa lebih disinkronkan," kata Anny.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kemenkeu Bambang P.SBrodjonegoro mengatakan APBN 2012 memang telah disiapkan untuk menghadapi gejolak ekonomi"APBN 2012 ini bukan APBN biasa," kata Bambang

Pinjaman siaga, lanjut dia, diperlukan sebagai benteng terakhir mengatasi kemungkinan krisis pangan di tahun depanKrisis pangan mungkin terjadi bukan hanya karena konsumsi yang sulit terkendali, tapi juga bisa disebabkan terganggunya pasokan

"Konsumsi tidak bisa dikendalikan, sedangkan suplai tidak bisa diprediksiUntuk berjaga-jaga, pemerintah memiliki pertahanan  berlapis," kata Bambang
   
Untuk ketahanan  pangan, pemerintah telah menganggarkan subsidi pangan Rp 15,6 triliunJika harga pangan masih belum stabil, ada cadangan beras Rp 2,0 triliun yang dimasukkan dalam anggaran risiko fiskal"Kalau masih kurang, pemerintah bisa menambah pagu dengan persetujuan DPRJika masih kurang lagi, bisa menggunakan pinjaman siaga," kata Bambang
   
Mengenai jumlah pinjaman siaga yang mungkin ditarik, Bambang belum bersedia menyebutkan"Jumlahnya kita enggak tahu, karena belum terjadi," katanya. 

Dikatakannya pula, krisis utang di AS dan Eropa dipastikan berdampak langsung ke negara-negara lainSetiap penurunan 1 persen pertumbuhan ekonomi di Amerika Serikat (AS), akan menurunkan pertumbuhan di Indonesia dan India 0,1 persen

Dampak bagi Singapura, akan menurunkan pertumbuhan hingga 0,8 persenSedangkan Malaysia dan Korea Selatan akan drop 0,4 persenDalam APBN 2012 pertumbuhan ekonomi ditargetkan 6,7 persen(sof)


Jurus Antisipasi Krisis 2012

1Susun Crisis Management Protocol (CMP)
2Bond Stabilization Framework (BSF)
3Dana Mitigasi Krisis:
Cadangan risiko fiskal     Rp 15,8 T Bantuan sosial                 Rp 64,9 T Subsidi pangan                Rp 15,6 T Cadangan beras              Rp 2,0 T Keperluan mendesak       Rp 5,5 T
4Pasal mitigasi krisis memberi otoritas pemerintah menangani krisis
5Multilateralisasi Chiang Mai Initiative untuk menjaga cadangan devisa

Sumber: Kemenkeu

BACA ARTIKEL LAINNYA... BDKI Cetak Laba Rp 304 Miliar


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler