RI Stop Ekspor Rotan untuk Girahkan Industri di Daerah

Senin, 31 Oktober 2011 – 07:00 WIB

JAKARTA - Menteri Perdagangan dan Menteri Perindustrian akhirnya menyepakati larangan ekspor rotanKesepakatan tersebut berpijak pada keinginan mendorong daya saing industri pengolahan rotan nasional, meningkatkan perolehan nilai tambah, meningkatkan penyerapan tenaga kerja, dan menghentikan eksploitasi sumber daya yang berlebihan.
    
"Kami memahami dan mencoba peka terhadap berbagai keluhan para pemangku kepentingan perotanan di dalam negeri," kata Mendag Gita Wirjawan Minggu (30/10)

BACA JUGA: BDKI Cetak Laba Rp 304 Miliar

Keputusan tersebut diambil setelah melakukan dialog dengan pengusaha mebel dan rotan di Cirebon, Jabar.
    
Dia berharap kebijakan tersebut bisa mendorong daya saing industri sekaligus meningkatkan kesejahteraan para petani rotan nasional
Karena itu, pelarangan ekspor tersebut akan diterapkan seiring peningkatan pengawasan agar penyerapan rotan di dalam negeri terus meningkat

BACA JUGA: Bursa Efek Fokus Perkuat IT

"Rotan yang diserap berlaku untuk semua jenis
Semua kepentingan akan kita akomodasi," tandasnya.
    
Menperin M.S

BACA JUGA: 2012, Muara Karang Nikmati Gas

Hidayat mengatakan larangan yang akan dikeluaran tersebut bisa mendorong industri rotan di daerahSebab, dampak ekspor bahan baku rotan banyak dimanfaatkan industri negara pesaing yang tidak memiliki sumber bahan baku"Yang terjadi, industri rotan dalam negeri justru terpuruk," ucap dia.
    
Diuraikan, pihaknya akan mendorong gairah sentra industri rotan tanah air seperti di Kalimantan dan SulawesiMenurut Hidayat, bangkitnya industri rotan dalam negeri bisa mendorong ekspor bernilai tambah

"Kami akan dorong kegiatan pengolahan rotan di dalam negeriKe depan, rotan yang diekspor bukan bahan baku lagi, melainkan produk olahan yang bernilai tambah tinggi," tegas Menperin.
    
Selama ini, pembukaan keran ekspor bahan baku rotan menguntungkan industri di negara lain seperti Tiongkok, Vietnam, dan MalaysiaPadahal kalau dikembangkan sendiri, industri rotan nasional mampu meningkatkan nilai tambah bahan baku dari yang tadinya hanya bernilai USD 0,5-USD 1 per kg menjadi USD 8-USD 20 per barang jadi.
    
Berdasar data Kementerian Kehutanan, suplai rotan lestari nasional (AAC) 2010 mencapai 210.000 tonAngka tersebut jika dikonversi menjadi rotan setengah jadi diperoleh 63.000 tonSedangkan kebutuhan bahan baku rotan dalam negeri untuk keperluan industri barang jadi dan ekspor bahan baku pada 2010 tercatat 95.000 ton atau ada selisih 32.000 ton(res/oki)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Akuisisi Saham Inalum, APBN 2012 Siapkan Rp2 Triliun


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler