Apeksi Tantang Anak Muda Kreatif di Youth City Changers

Kamis, 11 Agustus 2022 – 06:02 WIB
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan saat sedang berbicara di acara Youth City Changers (YCC) di Youth Center Kota Padang, Sumatera Barat, Minggu (7/8). Foto: Dokumentasi Apeksi

jpnn.com, PADANG - Ratusan kawula muda dari berbagai kota di tanah air antusias mengikuti program Youth City Changers (YCC) di Youth Center Kota Padang, Sumatera Barat, Minggu (7/8).

Program yang digagas Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi) ini diharapkan YCC dapat menghasilkan isu dan solusi pembangunan kota melalui gagasan kreatif para pemuda.

BACA JUGA: Apeksi Persoalkan Ketentuan 30 Persen Belanja Pegawai di UU HKPD

Tiga isu yang menjadi tema tersebut, yaitu sustainability (keberlanjutan), empowerment (pemberdayaan) dan digital.

Salah satu rangkaian YCC adalah talkshow inspiratif bersama para tokoh nasional, seperti Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Wali Kota Bogor/Ketua Apeksi Bima Arya, Rektor IPB/Ketua ICMI Prof Arif Satria dan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan.

BACA JUGA: Apeksi Kemukakan 4 Kendala Dalam Pelaksanaan Vaksinasi COVID-19

Dalam kesempatan itu, Ridwan Kamil berbagi mengenai pengalamannya ketika masih menjadi aktivis komunitas kreatif yang berkeinginan kuat untuk mengubah kotanya saat itu.

"Saya pernah seperti kalian, menjadi aktivis komunitas kreatif karena kesal kepada wali kotanya, lahan menganggur dibiarkan, ruang publik tidak ada, dikasih tahu tidak didengarkan. Kemudian saya bikin komunitas, lama-lama saya rebut kotanya dan Alhamdulillah jadi Wali Kota Bandung (2013-2015)," ungkap Kang Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil.

BACA JUGA: MPR RI dan APEKSI Teken MOU Sosialisasi Empat Pilar

Kang Emil juga mengatakan semua kota butuh ruang dan ruang harus ada yang mengisi.

"Siapa yang isi? Anak-anak muda seperti kalian," ujar Kang Emil.

Kang Emil mendorong anak muda harus jadi motor perubahan.

"Makanya judul acara kita hari ini Youth City Changer. Jadi, minta ke wali kotanya sediakan ruang-ruang publik, kalau sudah tersedia kalian yang mengatur bagaimana mengisinya. Tidak harus selalu diatur negara," ujarnya.

Emil berharap kota-kota di Indonesia di bawah Apeksi bisa naik kelas mewadahi ide dan gagasan para kawula muda.

"Konsistensi menjadi penting dalam gerakan ekonomi kreatif. Saya titipkan masa depan Indonesia ke adik-adik semua, kuasai ilmu-ilmu menghadapi disrupsi," pesan Kang Emil.

Dia menyebutkan yang harus dihadapi yang pertama disrupsi digital yang menyebabkan 80 juta pekerjaan akan hilang.

"Pekerjaan rutin akan diambil alih oleh mesin, tetapi akan hadir 100 juta pekerjaan baru," terangnya.

Kedua, disrupsi pandemi dan isu lingkungan.

"Dunia makan panas, air laut makin naik, global warming sudah di depan mata. Di Jawa Barat sudah hilang 700 hektare tanah, sekarang sudah jadi laut," tandasnya.

Ketua APEKSI Bima Arya menambahkan generasi muda saat ini sering disebut dengan generasi strawberry. Apa itu?

"Ini bukan kata saya, ini adalah amatan dari para pengamat sosial, psikolog, dan pemerhati lainnya. Pinter iya, kreatif iya, cerdas iya. Tapi agak rapuh. Kerjanya seminggu, healing-nya dua minggu. Apa-apa healing," kata Bima.

"Kalau interview, pasti yg ditanya gajinya berapa, fasilitasnya apa saja, bisa cutinya berapa lama, maunya ditempatkan sesuai domisili. Tantangan generasi ini adalah bagaimana menjadi fighter, jadi generasi yang tahan banting. Padahal anak-anak sekarang ini potensial, kreatif, pintar," tambahnya.

Sedangkan Rektor IPB Arif Satria menyebut bahwa kompetisi masa depan bukan soal kompetisi pengetahuan, tetapi yang menentukan masa depan adalah sejauh mana kita punya imajinasi dan kreatifitas.

Sementara itu, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengatakan bahwa dirinya sangat mendukung kegiatan YCC karena sejalan dengan visi Kemendag, yakni percepatan dan perluasan ekosistem ekonomi digital.

Selain talkshow dan workshop, para peserta YCC ditantang untuk membuat program untuk diusulkan kepada Apeksi.

10 program terbaik akan didukung dengan realisasi pendanaan dan lain sebagainya. (mrk/jpnn)


Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler