jpnn.com, BATAM - Harga tiket pesawat domestik yang masih mahal dinilai merugikan Kota Batam, khususnya di sektor pariwisata. Pelancong lokal pasti akan memilih destinasi wisata luar negeri ketimbang domestik.
"Untuk wisata mungkin masyarakat lebih memilih berwisata ke luar negeri daripada wisata domestik. Akibatnya aktivitas di destinasi wisata akan turun, begitu juga tingkat hunian hotel, penjualan souvenir dan oleh-oleh dan banyak dampak merugikan lainnya," kata Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Batam, Rafki Rasyid, Kamis (7/3).
BACA JUGA: Ayo Ngaku, Siapa Buang Janin di Hutan Seitemiang?
Dampak dari mahalnya harga tiket pesawat ini akan menimbulkan dampak yang cukup signifikan terhadap banyak sektor khususnya. Selain sektor pariwisata, sektor UKM akan terkena imbasnya.
"Muaranya ada pada tekanan terhadap inflasi dan pertumbuhan ekonomi nasional. Inflasi akan terkerek naik dan pertumbuhan ekonomi nasional akan tertekan," ucapnya.
BACA JUGA: Warga Batam Ditemukan Tewas Membusuk di Kamar Kos
Tekanan dari kenaikan harga tiket pesawat memang akan terasa pada bulan ini. Bank Indonesia (BI) Perwakilan Kepri sudah memprediksi inflasi akan terjadi karena dampak kenaikan harga tiket pesawat ini.
"Mencermati perkembangan inflasi terkini, maka pada Maret diperkirakan akan mengalami inflasi namun dengan tekanan yang lebih rendah," ujar Kepala BI Perwakilan Kepri, Gusti Raizal Eka Putera.
BACA JUGA: Pemko Batam Segel Pabrik Daur Ulang Plastik Asal Tiongkok
Sejumlah potensi risiko pendorong inflasi di Kepri yakni tarif angkutan udara yang masih dalam tingkat harga yang tinggi, penyesuaian tarif sewa rumah dan tukang bukan mandor di awal tahun dan potensi inflasi pada kelompok bahan makanan yang disebabkan kenaikan biaya kargo.
"Sebagai langkah pengendalian, kami akan meningkatkan koordinasi dengan kantor cabang maskapai penerbangan yang ada di Kepri sebagai langkah mengendalikan tarif angkutan udara," ucapnya.(leo)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bawa Sabu-sabu, Warga Batam Ditangkap BNNP Jambi
Redaktur & Reporter : Budi