jpnn.com, BALI - Aplikasi Rakyat Peduli Lingkungan (Rapel) mengajak ibu-ibu PKK Banjar Legian Kelod, Bali, untuk mengelola bank sampah terpadu.
Sebanyak 200 ibu-ibu PKK tampak hadir dalam sosialisasi pengelolaan sampah anorganik yang disampaikan perwakilan dari Rapel.
BACA JUGA: Jambore Nasional Bank Sampah 2022 Siap Digelar UBL, Catat TanggalnyaÂ
Rapel memberikan edukasi kepada para warga untuk memisahkan sampah anorganik sesuai dengan kategori jenisnya, yaitu plastik,kaca, kertas, logam, dan minyak jelantah.
Tak hanya itu, Rapel juga memberikan nilai ekonomi pada setiap sampah yang dikumpulkan. Warga pun dapat merasakan manfaat dari pengelolaan bank sampah terpadu.
BACA JUGA: Keren, Cara Bank Sampah Kumala Angkat Perekonomian Pemulung di Tanjung Priok
Rapel merupakan sebuah start-up yang bergerak dalam pegolahan sampah anorganik sejak 2019. Bersama Better Earth Sustainable Project, Banjar Legian Kelod menjadi area percontohan pertama.
“Kami memulai program ini di Banjar Legian Kelod, karena merupakan area pariwisata yang menghasilkan cukup banyak sampah anorganik," kata Yasinta, COO Rapel dalam keterangannya, Sabtu (15/10).
BACA JUGA: Bank Sampah Perlu Standardisasi Nasional, Ini Tujuannya
Rapel memiliki misi membangun komunitas yang berkelanjutan dengan berpartisipasi aktif dalam kepedulian lingkungan untuk meningkatkan kualitas hidup dan Indonesia Zero Waste.
Dalam kegiatan ini, warga Banjar Legian Kelod juga mendapatkan edukasi tentang mengolah sampah anorganik. Nantinya, setiap bulan Rapel akan mengambil sampah dari bank sampah yang dikelola oleh warga.
“Dengan menerapkan konsep ekonomi sirkular, kami sangat terbuka dalam menjalin kerja sama dengan banyak bank sampah yang dikelola oleh banjar-banjar, komunitas, dan pengusaha di wilayah Bali," ujarnya. (jlo/jpnn)
Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh