JAKARTA - Penguatan nilai tukar rupiah terhadap mata uang dolar AS (USD) diharapkan bisa mengompensasi tingginya harga minyak duniaDengan begitu, beban biaya untuk impor BBM bisa ditekan.
Menko Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan, potensi penghematan anggaran dari penguatan nilai tukar rupiah tahun ini bisa lebih banyak dibanding 2010
BACA JUGA: SG Target jadi Produsen Semen Terbesar di Asia Tenggara
"Impor BBM kita tentu banyak," kata Hatta di Jakarta akhir pekan lalu.Dalam APBN 2011, nilai tukar rupiah diasumsikan Rp 9.250 per USD
BACA JUGA: Target Produksi 150 Ribu Ton CPO
Harga minyak mentah Indonesia (ICP) diasumsikan USD 80 per barelBACA JUGA: Lexam Bidik Pemilik City Car
Subsidi BBM dalam APBN 2011 dianggarkan Rp 87,6 triliun.Hatta kembali menegaskan keyakinannya bahwa kenaikan harga minyak hanya bersifat temporer"Lagipula kalau pun ada kenaikan, dengan penguatan rupiah kita masih bisa mengatasinya," ujarnyaSaat ini, yang perlu diwaspadai adalah lifting atau produksi siap jual minyakDia meminta BP Migas terus berusaha meningkatkan lifting agar tidak mengganggu penerimaan negara.
Hatta mengatakan, eksploitasi minyak di sumur-sumur tua sebenarnya masih bisa dioptimalkanNamun, Hatta mengakui pemerintah harus segera mengatasi hambatan-hambatan yang memperlambat percepatan eksplorasiDi sisi lain, penguatan nilai tukar juga bisa menghemat pembayaran bunga utang luar negeri"Pengelolaan utang kita tentu lebih baik karena rupiah menguat," ujarnya.
Penguatan nilai rupiah diyakini tidak mengganggu daya saing ekspor IndonesiaSebab, penguatan kurs juga dialami kompetitor dagang IndonesiaIni karena pelemahan USD terjadi terhadap banyak mata uang"Saya kira untuk ekspor tidak perlu khawatir karena penguatan ini diikuti pesaing kita," kata Hatta(sof/oki)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Optimis Dampak pada Indonesia Kecil
Redaktur : Tim Redaksi