jpnn.com, JAKARTA - Untuk meningkatkan keselamatan di jalan raya, Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia menggelar roadshow empat kota untuk pelatihan ke pengemudi truk. Upaya ini guna meningkatkan kompetensi para pengemudi baik dari sisi skill, pengetahuan dan sikap di jalan raya.
“Kalau mengutip data Jasa Marga, truk itu hanya 12 persen dari total pengguna jalan tol, tapi menjadi penyebab 70 persen kecelakaan. 68 persen dari kecelakaan itu karena faktor human error,” kata Wakil Ketua Bidang Logistik DPP Aptrindo Kyatmaja Lookman. “Kondisi ini harus dirubah, pelatihan harus dilakukan secara kontinyu,” tegasnya, Kamis (5/4).
BACA JUGA: Truk Nekat Lintasi Jalur Arteri, Siap-siap Ditilang!
Pelatihan bertajuk ‘Safety First, Efficiency Follow’ buah kerjasama Aptrindo, Truck Mag dan PT Daimler Commercial Vehicles Indonesia. Jakarta merupakan kota ke-tiga dan pelatihan sebelumnya sudah dilaksanakan di Semarang dan Cilegon.
Di Jakarta, pelatihan berlangsung dua hari (4-5 April). Materi pelatihan yang di ikuti puluhan sopir dan juga mekanik ini meliputi defensive driving, pemahaman rambu-rambu jalan, manajemen potensi resiko kecelakaan juga manajemen ban dan pelumas.
BACA JUGA: Membatasi Truk Bisa Ganggu Pertumbuhan Ekonomi
Ban dan pelumas mendapat perhatian khusus karena merupakan komponen biaya paling mahal dari operasi bisnis industri truk. “Selain rem blong, ban juga menjadi penyebab kecelakaan terbesar,” kata Bambang Widjanarko yang memberi materi Tire Management.
Pelatihan diakhiri dengan ujian tertulis dan praktik. Tiga pengemudi terbaik telah dipilih berdasarkan kinerja mereka dalam ujian dan praktek, yaitu: Ridung Adi Prasetyo dari perusahaan Iron Bird; Tarmudi Hermawan, Isjaya Logistik; dan Ismail Fahmi, Iron Bird.
BACA JUGA: Moratorium Infrastruktur, Target Mitsubishi Fuso Tetap Naik
Dari pelatihan di tiga kota itu, terungkap bahwa pemahaman para sopir terhadap rambu jalan di bawah 80 persen. Hal ini dinilai memprihatinkan. Sementara filosofi mengemudi yang baik dan benar (defensive driving skill) kurang dari 50 persen sementara manajeman potensi risiko kecelakaan (driving awareness) di level 55 – 63 persen.
Ke depan, Aptrindo akan merintis sekolah khusus untuk pengemudi truk. Sebagai pekerjaan yang memiliki tanggungjawab besar tentunya harus dibekali kompetensi yang tinggi.
Saat ini tidak ada sekolah yang melahirkan para pengemudi dengan kompetensi tinggi. Mustadjab Susilo Basuki, Ketua Aptrindo DPD DKI Jakarta mengakui kesulitan pengemudi yang memiliki kompentensi.
“Hari ini supply and demand itu sudah tidak memadai. Seandainya adapun, seleksinya pun asal-asalan. Asal bisa nyopir dan jujur, ya sudah kami pakai. Jadi belum sampai sejauh apa kompetensi dia, nah dengan adanya sekolah driver, dalam kelas dalam praktik kita bisa tentukan kompetensi driver sudah baik atau belum,” tambahnya. (mg8/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mitsubishi Donasi 2 Truk Colt Diesel ke SMK di Jakarta
Redaktur & Reporter : Rasyid Ridha