jpnn.com, KLATEN - Komisioner Komisi Nasional (Komnas) Disabilitas Kikin Tarigan menyatakan pihaknya saat ini tengah mengembangkan kelembagaan di daerah dan mendorong terbentuknya peraturan daerah maupun surat keputusan kepala daerah.
Kikin menyampaikan hal tersebut saat acara pengukuhan pengurus Difa Tangguh Polan Mandiri di Aula Desa Ponggok, Kecamatan Polanharjo, Klaten, Jawa Tengah Kamis (14/4).
BACA JUGA: Adio Candra Tewas Bersimbah Darah Dibacok Mertuanya Sendiri
Difa Tangguh Polan Mandiri akan mengelola Inklusi Center di Kecamatan Polanharjo. Pengukuhan pengurus dilakukan oleh Camat Polanharjo Joko Handoyo.
Turut hadir dalam kegiatan ini Plant Director PT Tirta Investama – Pabrik Klaten (AQUA Klaten) I Ketut Muwaranata, Kabid. Din-Sosbud Klaten Hadi Suroso, dan relawan Inklusi Center Kecamatan Karanganom.
BACA JUGA: 2 Pria dan 1 Wanita Ditangkap, Ketahuan Berbuat Terlarang, Ya Ampun
Kikin menyatakan bahwa tugas Komnas Disabilitas adalah melakukan pemantauan, evaluasi, dan advokasi pelaksanaan penghormatan, pelindungan, dan pemenuhan hak disabilitas.
“Masalah sosial adalah masalah bersama, di era kolaborasi ini dengan berbagi peran semua pihak, saya punya keyakinan masalah yang ada akan lebih mudah terselesaikan,” ujar Kikin.
BACA JUGA: Kikin Tarigan Dorong Daerah Perkuat Kelembagaan Komnas Penyandang Disabilitas
“Komnas Disabilitas mengembangkan kelembagaan di daerah dan mendorong bentuk dukungan berupa perda maupun SK Bupati”, tambahnya.
Kikin juga menyempatkan menyambangi bengkel binaan AQUA Klaten yang membuat dan memperbaiki kursi roda bagi disabilitas daksa. Selain itu dia juga di Desa Kranggan juga terdapat kelompok ibu-ibu disabilitas daksa yang memproduksi pisau dapur stainless steel untuk menambah pendapatan keluarga.
Plant Director AQUA Klaten, I Ketut Muwaranata menyampaikan bahwa disabilitas harus dapat kesempatan dan perlakuan yang sama, termasuk kesempatan untuk berprestasi bersama.
“Di Inklusi Center kami membantu difabel mendapatkan tambahan nutrisi, peralatan terapi yang memadai dan terpenting dukungan moral dari semua yang ada, saling menyemangati,” jelas Ketut.
“Sejak 2015 kami telah mendampingi Inklusi Center Kecamatan Karanganom (ICKK) yang menaungi 120 disabilitas, 40 Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) dan pemberdayaan ekonomi untuk 15 Kepala Keluarga,” ujar Ketut.
ICKK menjadi salah satu pioneer penanganan disabilitas dan keluarganya tingkat Jawa Tengah, merupakan hal yang strategis. Setiap minggu diadakan pertemuan semua anggota di aula kantor Desa Karanganom.
Mereka mendapatkan pemeriksaan Kesehatan dan terapi gratis yang dilakukan oleh tenaga medis dari PMI Klaten.
Selain itu, orang tua juga dilatih untuk bisa melakukan terapi sendiri di rumah, secara psikologis mereka juga berlatih mengenali dan mengembangkan bakat anaknya.
Kegiatan setiap minggu ini juga menjadi wadah mereka bersilaturahmi, berbagi dan saling menguatkan semangat.
“Tahun ini selain program di Kecamatan Karanganom yang terus berjalan, program Inklusi Center juga kita kembangkan program serupa di Kecamatan Polanharjo melalui Difa Tangguh Polanharjo Mandiri yang dilaunching hari ini. Semoga bisa memberikan manfaat dan menjadi alternatif solusi penanganan disabilitas”, tutup Ketut.(dkk/jpnn)
Redaktur : Budianto Hutahaean
Reporter : Muhammad Amjad