Ara: Jokowi Menang, Prabowo dan Fadli Zon Bisa Bergabung

Kamis, 21 Februari 2019 – 22:51 WIB
Politikus PDIP Maruarar Sirait, Komisioner Bawaslu Rahmat Bagja dan Politikus Partai Gerindra Fadli Zon (kanan ke kiri) saat diskusi “Batasan Norma Dalam Debat Capres" di Media Center DPR RI, Jakarta, Kamis (21/2). Foto: JPNN

jpnn.com - Politikus PDI Perjuangan Maruarar Sirait mengingatkan, siapa pun yang memenangkan Pilpres 2019, masyarakat jangan sampai terpecah belah. Legislator yang biasa disapa Ara itu mengatakan bahwa ungkapan-ungkapan yang ada sekarang ini perlu sampai ke titik yang masih ada toleransinya, dan bersikap saling memelihara serta kebersamaan.

“Lebih jauh saya berberapa kali kasih statement, bukan tidak mungkin misal Bapak Jokowi menang dan kami berkeyakinan seperti itu, Bapak Prabowo dan Bapak Fadli bisa bergabung dalam pemerintahan ke depan,” kata Ara dalam diskusi Batasan Norma Debat Capres di gedung DPR, Jakarta, Kamis (21/2).

BACA JUGA: PADI Jaya Baya: Jangan Sampai Jokowi Dua Periode

Dalam diskusi hadir pula narasumber lain Wakil Ketua DPR Fadli Zon dan Komisioner Bawaslu Rahmat Bagja. “Kita sering memakai kata negarawan, kita tahu waktunya bersaing, berkompetisi tetapi juga punya keikhlasan untuk bersatu dan semangat bersatu pada waktunya. Saya yakin juga harus ada di hati kita masing-masing karena inilah demokrasi,” paparnya.

Ara mengaku bersama Fadli Zon pernah ada dalam satu barisan ketika Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri berpasangan dengan Prabowo maju di Pilpes 2009.

BACA JUGA: Pernyataan JK Tegaskan Prabowo Tak Melanggar Hukum

Bahkan, pada 2012, Ara dan Fadli Zon sama-sama dalam satu barisan mendukung Joko Widodo – Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok pada Pilkada DKI Jakarta 2012. “Waktu itu yang ada puji-pujian terus, sama Jokowi-Ahok dan Prabowo, tetapi karena posisi ya begitu,” katanya.

Ara menegaskan, dulu juga bersama anggota DPR sekaligus Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani membongkar kasus skandal Bank Century. “Tahun 2009 sama-sama datang ke tempat Prabowo untuk semua mendukungnya, PKS juga waktu itu di luar pemerintahan, PDI perjuangan, Gerindra dan Hanura,” jelasnya.

BACA JUGA: Tak Rela Jokowi Dapat Kredit, Fahri Beber Jasa Prabowo dan SBY untuk Dana Desa

Ara mengatakan, memang posisi politik bisa berubah-ubah karena ada ideologi, positioning, dan agenda politik. “Jadi saya hanya mengingatkan jangan sampai semangat persatuan itu kalah dengan semangat kompetisi,” katanya. (boy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Fadli Sebut Data Lahan Prabowo Dilindungi UU, Masyarakat Tak Berhak Tahu


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler