jpnn.com, RIYADH - Pengadilan Arab Saudi pada Senin (7/9) menjatuhkan vonis 7 sampai 20 tahun penjara kepada delapan orang atas pembunuhan wartawan Jamal Khashoggi.
Persidangan itu dikritik oleh pejabat PBB dan pegiat HAM, yang menyebutkan otak di balik pembunuhan wartawan Arab Saudi tersebut masih berkeliaran.
BACA JUGA: Pernyataan Terbaru PBB Atas Pembunuhan Khashoggi
Khashoggi, kritikus Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman, terakhir kali terlihat di konsulat Arab Saudi di Istanbul pada 2 Oktober 2018, ketika hendak mengambil dokumen pernikahannya.
Khashoggi dilaporkan dimutilasi dan disingkirkan dari gedung tersebut, dan sampai kini keberadaan jasadnya masih misterius.
BACA JUGA: Demi Pahala Allah SWT, Putra Jamal Khashoggi Maafkan Pembunuh Ayahnya
Pembunuhan Khashoggi menuai kecaman global sekaligus mencoreng citra reformis Putra Mahkota Mohammed, penguasa de facto kerajaan yang juga putra dari Raja Salman.
Media pemerintah melaporkan bahwa lima orang divonis 20 tahun penjara, satu orang 10 tahun penjara dan dua lainnya tujuh tahun penjara atas pembunuhan Khashoggi.
BACA JUGA: Keluarga Jamal Khashoggi Merasa Dapat Keadilan
Setelah putusan tersebut, tunangan Khashoggi, Hatice Cengiz, menyebutkan bahwa delapan orang yang dijebloskan ke penjara bukanlah satu-satunya yang bertanggung jawab atas pembunuhan Khashoggi.
"Otoritas Arab Saudi menutup kasus tersebut tanpa dunia mengetahui kebenaran tentang siapa yang bertanggung jawab atas kematian Jamal," tulis Hatice Cengiz melalui pernyataan. "Siapa yang merencanakan itu, siapa yang menyuruh itu, dan di mana jasadnya?"
Pada Desember pengadilan telah memvonis mati lima orang dan menjatuhkan hukuman penjara kepada tiga orang lainnya. Pengadilan memutuskan pembunuhan tersebut tidak direncanakan, melainkan dilakukan secara mendadak. (ant/dil/jpnn)
Redaktur & Reporter : Adil