jpnn.com, RIYADH - Hari ini, Minggu (24/6), pemerintah Arab Saudi resmi mencabut larangan perempuan mengemudi yang diterapkan sejak 1957. Tapi, izin dari suami, ayah, paman, atau saudara laki-laki bisa jadi halangan.
Banyak kaum hawa Saudi yang antusias menyambut hari bersejarah ini. Kini mereka bisa lebih mudah untuk mencapai tempat kerja atau mengantar anak ke sekolah.
BACA JUGA: Piala Dunia 2018: Suarez Bikin Pemain Arab Saudi Mudik Cepat
’’Ini akan mengubah saya, mengubah keluarga saya. Ini adalah sebuah kebebasan,’’ ujar Salma Youssef, salah satu perempuan yang sudah lulus ujian mengemudi pekan lalu dan mendapatkan SIM.
Khusus untuk belajar mengemudi dan memperoleh SIM, perempuan Saudi tak perlu izin dari walinya. Di negara penjaga dua situs suci umat muslim itu, aturan penjagaan perempuan oleh walinya masih diberlakukan dengan ketat.
BACA JUGA: Arab Saudi Bikin Krisis Kemanusiaan Yaman Kian Parah
Perempuan yang pergi ke luar rumah, ke luar negeri, menikah, berobat, dan melakukan berbagai hal lainnya harus atas izin ataupun didampingi wali. Yaitu, ayah, suami, saudara laki-laki, maupun paman.
Aturan itu pula yang diperkirakan masih akan menjadi penghalang bagi perempuan untuk mengemudi. Meski telah memiliki SIM, jika walinya tak mengizinkan, semua percuma saja.
BACA JUGA: Insyaallah Arab Saudi Menang 3-0 Atas Rusia di Malam Lebaran
Ada beberapa alasan yang membuat para pria yang menjadi wali tak mengizinkan perempuan di bawah penjagaan mereka untuk mengemudi. Mulai takut terjadi pelecehan seksual hingga kecelakaan.
Memang tak semua perempuan Saudi yang bisa mengemudi bakal langsung turun ke jalan mencoba mengemudi hari ini. Diperkirakan mayoritas bakal memilih untuk melihat situasi lebih dulu. Setidaknya hingga beberapa pekan ke depan.
Banyak perempuan yang memilih tak mengemudi lebih dulu bukan karena faktor pelecehan, tapi karena fasilitas untuk pengemudi perempuan belum memadai. Yang menjadi sorotan adalah lahan parkir.
Beberapa lainnya tak ingin mengemudi karena takut para suami akan membebankan semua tanggung jawab di pundak istrinya. Kewajiban sang suami untuk mengantarkan anak-anak maupun istrinya bakal hilang begitu saja.
’’Saya melihat laki-laki Saudi selalu mencari cara untuk menghindari dan mengurangi tanggung jawabnya,’’ ujar Rawan Najjar sebagaimana dilansir Arab News.
Dia tak ingin mengemudi sendiri. Terlebih, selama ini dia merasa mobilitasnya tak bermasalah. Dia bisa pergi ke mana pun dan kapan pun dengan menggunakan Uber maupun diantar suaminya. (sha/c17/ttg)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Lebaran Sebentar Lagi, Yaman Kembali Dibombardir Saudi
Redaktur & Reporter : Adil