jpnn.com, SANAA - Krisis kemanusiaan di Yaman berpotensi jadi kian parah. Pasalnya, Arab Saudi dan sekutunya baru saja meluncurkan serangan besar-besaran ke wilayah pemberontak Houti di Hudaida.
Koordinator Kemanusiaan PBB di Yaman Lise Grande mengatakan, sekitar 250 orang bakal kehilangan tempat tinggal, bahkan nyawa akibat serangan tersebut. PBB berusaha menjadi penengah dan mengusulkan gencatan senjata, tetapi tak berhasil.
BACA JUGA: Insyaallah Arab Saudi Menang 3-0 Atas Rusia di Malam Lebaran
Saudi juga tutup telinga dan tak menghiraukan permintaan PBB. Serangan tetap dilakukan. Harapannya, jika menang, mereka bisa memaksa Houthi duduk di meja perundingan.
Negara-negara barat mendukung Saudi dan memilih tutup mulut. Inggris dan Amerika Serikat (AS) bahkan mendapatkan keuntungan dari serangan-serangan Saudi.
BACA JUGA: Lebaran Sebentar Lagi, Yaman Kembali Dibombardir Saudi
Dua negara tersebut menjual senjata bernilai miliaran dolar ke negara yang dipimpin Raja Salman itu.
Kehancuran pelabuhan Hudaida juga membuat PBB serta berbagai lembaga kemanusiaan internasional ketir-ketir. Sebab, selama ini hampir seluruh bantuan makanan dan obat-obatan masuk lewat pelabuhan tersebut.
BACA JUGA: Jordania Dicekik Utang Rp 558 Triliun
Sejak perang berkecamuk pada 2015, sebagian besar di antara 8,4 juta penduduk Yaman bergantung kepada bantuan kemanusiaan. Mereka di ambang kelaparan.
Bukan hanya itu, sebagian besar penduduk Yaman yang sakit berada di Hudaida. Sekitar 70 persen dari 600 ribu penduduk Hudaida juga berisiko mengalami malanutrisi. (sha/c4/dos)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Larangan Mengemudi Dicabut, Perempuan Saudi Merasa Bebas
Redaktur & Reporter : Adil