jpnn.com, JAKARTA - Republik Islam Iran dan Arab Saudi boleh berseberangan dalam banyak hal. Namun, soal penanganan wabah virus corona kedua negara Timur Tengah itu saling menghormati. Karena itu, Iran menghormati keputusan Saudi menstop semua kegiatan umrah demi mencegah masuknya virus corona.
"Itu adalah kebijakan internal Arab Saudi melaksanakan hal demikian. Tentu kota-kota suci (Mekkah dan Madinah) perlu dilindungi, perlu pengawasan menyeluruh agar tidak terkena virus," kata Duta Besar Republik Islam Iran untuk Indonesia, Mohammad Azad saat ditemui dalam kapal perang Kharg-431 di Jakarta, Kamis (27/2).
BACA JUGA: Arab Saudi Hentikan Aktivitas Umrah, DPR Tawarkan Dua Opsi
Di tengah ancaman penyebaran virus corona, Pemerintah Arab Saudi mengumumkan pihaknya sementara tidak akan mengeluarkan visa umrah baru bagi warga asing.
Tidak hanya itu, otoritas Arab Saudi juga akan sementara menolak visa turis dari beberapa negara, di antaranya Iran, China, Italia, Korea Selatan, Jepang, Thailand, Malaysia, Indonesia, Pakistan, Afghanistan, Irak, Filipina, Singapura, India, Lebanon, Suriah, Yaman, Azerbaijan, Kazakhstan, Uzbekistan, Somalia, dan Vietnam.
BACA JUGA: Pengusaha Travel Umrah Pertanyakan Biaya yang Sudah Dikeluarkan
Walaupun demikian, Dubes Azad mengusulkan perlindungan terhadap kota-kota suci di Arab Saudi dilakukan secara kolektif.
"Kerja sama kolektif antarnegara dapat dimanfaatkan untuk melawan penyebaran virus corona. Buat kami, (masalah) ini harus ditangani secara kolektif atau bersama-sama," ujar Azad menegaskan.
BACA JUGA: Arab Saudi Setop Umrah, Ustaz Solmed Berkomentar Begini
Jenis baru virus corona atau COVID-19 pertama mewabah di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China sekitar akhir tahun lalu. Saat ini, COVID-19 telah menyebar di lebih 30 negara dunia di luar China.
Untuk Iran sendiri, per Rabu (26/2), 19 pasien dinyatakan meninggal dunia akibat COVID-19. Sedangkan 139 orang dikonfirmasi positif terjangkit virus tersebut. (ant/dil/jpnn)
Redaktur & Reporter : Adil